Senin, 20 Maret 2017

Partai Musuh Islam ( Oleh : Abad Badruzaman )

Saya mendapat istilah ini di banyak komen atas setatus Kang Emil setelah Partai NasDem mencalonkannya maju di Pigub Jabar 2018 mendatang. Menurut para komentator, NasDem bersama PDI-P adalah partai musuh Islam. Alasannya mudah ditebak: partai-partai itu mendukung Ahok di Pigub DKI. Dan nama yang disebut terakhir itu, kata mereka, adalah penista agama. Partai mana pun yang mendukung penista agama adalah musuh Islam.

Akhi...Ukhti, NasDem dan PDI-P bukan hanya ada di Jakarta dan Bandung. Tokoh politik bukan hanya Ahok dan Kang Emil. Indonesia itu luas. Akhi mau benci setengah mati sama Ahok, silakan saja. Ukhti mau cinta sampai ubun-ubun sama Kang Emil, gak masalah. Tapi kalau ngomongin soal partai politik, cinta dan benci baiknya diparkir dulu, lalu sediakan sedikit ruang buat nalar biar Akhi-Ukhti terlihat sedikit lebih cerdas.

Kalau mengikuti alur-logika Antum, selain NasDem dan PDI-P itulah partai Islam; partai pecinta Islam, atau paling nggak partai yang tidak memusuhi Islam. Berdasar logika ini pula, partai anti-Islam hanya mau berkoalisi dengan partai senafas. Pun partai Islam hanya bersedia berkongsi dengan partai sejenis.

Tapi, Akhi-Ukhti, bagaimana Antum menjelaskan bahwa di banyak tempat selain Jakarta dan Bandung, partai yang Antum sebut anti-Islam berkoalisi dengan partai Islam mengusung tokoh jadi kepala daerah? Bagaimana Antum menjelaskan di satu daerah PDI-P bergandeng tangan dengan PKS mengusung paslon padahal di daerah itu Muslim adalah mayoritas? Banyak lagi "perkawinan" partai di banyak daerah yang meruntuhkan teori Antum tentang dikotomi partai: Islam-Non Islam. "Perkawinan" itu sama sekali gak menghiraukan agama, melainkan common platform, yakni kepentingan politik semata.

Makanya:
Pertama, sering-seringlah piknik. Piknik itu baik buat kesehatan dan kesegaran otak. Indonesia gak selebar celana kolor. Politik itu dinamis dan licin seperti belut, gak mudah dipegang kata-katanya, sukar ditebak arahnya.

Kedua, gak ada partai Islam. Paling, partai yang piawai mengolah isu agama untuk kepentingannya sendiri. Kepentingan apa? Ya kepentingan politik. Ada memang partai yang "menistakan" Islam. Yaitu partai yang di podium fasih mengumbar dalil-dalil Islam, tapi di belakang meja kasak-kusuk melakukan transaksi yang melecehkan nilai-nilai Islam.

Satu-satunya partai yang saya tunggu dan bersih dari menistakan agama adalah Partai Final UCL yang jelas-jelas tidak akan mempertemukan Bayern Munchen dengan Real Madrid karena mereka harus bertemu lebih awal di 8 besar. Dan yang jelas juaranya adalah Tim besutan Zinedine Zidane!

Kenapa saya pilih Zidane?

Ah...kayak gak ngerti ajah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kahiyang (Oleh : Abad Badruzaman)

Senang sekali kemarin bisa mengikuti seluruh prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby. Yang datang ribuan. Rame, semarak, tapi tetap khidmat dan sy...