Sejarah dunia mencatat bahwa isu SARA (suku, agama, ras) adalah salah satu komoditas potensial untuk meraup dukungan, untuk mengambil simpati rakyat tertentu, dipergunakan pribadi atau golongan untuk kepentingan politik dan kekuasaan.
Dalam perkembangan dunia diikuti dengan perkembangan pemikiran - pemikiran maju telah terbukti bahwa isu- isu sara terbukti adalah pengalihan motif dari kekuasaan, uang, wilayah ke isu sara dan wajib kita yang telah terbuka pemikiran dan cara pandang menyikapi dengan hati-hati karena isu-isu sara bila tidak ditanggapi dengan dewasa maka dapat menimbulkan bencana.
Saya ambil beberapa contoh dalam sejarah dunia
1.Adolf Hitler
Adolf Hitler 2 Agustus 1934 - 30 April 1945 dari Jerman pemimpin radikal dan fasis dari Jerman adalah salah satu orang yang berhasil menggunakan isu SARA sebagai pemikat rakyat Jerman.
Kesusahan rakyat Jerman atas krisis finansial tahun 1930 seakan mendapatkan oase dari kampanye Hitler tentang penyatuan Jerman Raya, menyatukan kembali wilayah-wilayah Eropa yang diklaim adalah milik Jerman, kampanye kebencian kepada bangsa Yahudi membuat partai Nazi menang pemilihan.
Membentuk persekutuan disebut grup Poros, terdiri atas Jerman, Italia dan Jepang.
Kampanye bangsa Aria sebagai bangsa terunggul di dunia, anti semit membuat dia memegang tampuk kekuasaan di Jerman dan memulai melaksanakan aksinya menyerang Polandia, sehingga membuat Jerman terlibat perang dengan kerajaan Inggris,sekutu Polandia. Serangan ke Denmark,Norwegia, Belanda, Luxemburg dan Belgia menarik Eropa, Afrika,Asia pecah dalam perang skala besar yang disebut perang dunia 2.
Akhir dari politik agresif Hitler adalah kekalahan perang bagi Jerman, kehancuran negara - negara di dunia, Pembunuhan 6 juta etnis Yahudi dan 4 juta etnis lain dll
Nazi dan Hitler sampai saat ini menjadi trauma bagi dunia,dan terutama Yahudi dan Jerman sendiri.
2.Perang Serbia -Bosnia/Kroasia tahun 1992
Kampanye etnis dan agama dari kedua belah pihak pemimpin menjadikan gesekan dan perang antara ketiganya. Pertempuran sengit yang terjadi antara pasukan koalisi Kroasia dan Bosnia melawan pasukan Serbia. Terjadi pembersihan etnis yang dilakukan atas perintah pemimpin Serbia Jendral Ratko Mladic, ratusan ribu nyawa melayang sia - sia dan berbagai pelanggaran lainnya.
Akhir dari perang ini beberapa pemimpin Serbia ditangkap pasukan PBB dan dijatuhi hukuman di mahkamah internasional karena kejahatan kemanusiaan.
3.Perang Rwanda
Perang antara etnis Hutu dan Tutsi di Rwanda,Afrika Tengah, perang yang diawali penembakan presiden Habyariwana diikuti pembantaian masal etnis Tutsi dan Hutu moderat oleh ekstrimis bersenjata Hutu, diperkirakan 800 ribu nyawa terbunuh. Pasukan PBB yang sedikit tidak mampu menanggulangi kerusuhan dan pembantaian di seluruh negeri tersebut.
Contoh di Indonesia
Kerusuhan Ambon
Kerusuhan yang diawali antara perkelahian pemuda Kristen Ambon J.L. yang berprofesi supir dengan NS preman asal Bugis tgl 19 Januari 1999 berkembang menjadi kerusuhan massal yang mengakibatkan kerugian jiwa dan harta mayoritas orang yang tidak bersalah.
Masih banyak contoh lain kerugian, kerusakan yang diakibatkan penyebaran isu - isu SARA yang berakibat tragedi kemanusiaan. Itulah sebabnya kita harus sadar, tanggap dan bersikap dewasa dalam menanggapinya.
Di era yang serba maju ini isu - isu SARA sudah tidak relevan dan logis lagi, tapi kita tetap harus tanggapi dengan serius karena di Indonesia ini masih terdapat ketimpangan pendidikan dan kesejahteraan isu-isu SARA bisa menjadi pengaruh buruk dan bisa menjadi pemicu kekerasan antar umat beragama seperti yang terjadi di Tolikara,Papua dan Singkil, Aceh dll.
Beberapa contoh bahwa negeri ini telah mulai modern dan maju pemikiran salah satu contohnya adalah naiknya Joko Widodo - Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) menjadi gubernur - wagub 2013 mengalahkan Foke. Banyak kampanye hitam terutama pada Ahok, seorang Tionghoa Kristen minoritas ternyata tidak terlalu berpengaruh.
Yang bisa kita pelajari dari sini,
1.Isu - isu SARA berhasil di suatu daerah yang taraf pendidikan dan kesejahteraan masyarakatnya kurang, penderitaan ekonomi dan kurangnya wawasan menjadi sasaran empuk bagi kampanye - kampanye hitam dan isu SARA.
2.Semakin terdidik dan sejahtera suatu masyarakat ditambahkan dengan kemudahan akses informasi seperti pendidikan formal dan internet, kampanye-kampanye hitam dan fitnah malah cenderung menjadi bumerang bagi calon yang melontarkan, karena masyarakat cenderung simpati kepada calon yang difitnah atau terdzolimi.
3.Peran serta tokoh masyarakat dan agama yang positif perlu didukung semua lapisan masyarakat dan negara untuk menciptakan kondisi damai untuk memperlancar pembangunan masyarakat baik secara mental maupun fisik.
4.Negara sebagai regulator wajib dan aktif memeratakan pendidikan formal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar kejadian - kejadian kekerasan akibat provokasi SARA bisa tereliminir.
5.Negara sebagai penyelenggara hukum, harus menegakkan hukum secara tegas untuk pelanggar-pelanggar hukum dan provokator SARA
Dalam percaturan pergaulan dunia yang sudah mengglobal seperti sekarang ini, kampanye - kampanye feodalistik seperti anti asing,aseng dll sudah tidak relevan. Politik diskriminasi seperti apartheid di afrika selatan dll sudah tidak dapat diterapkan lagi. Sejarah negara ini sudah cukup memberi pelajaran berharga bagi kita untuk berpikir maju ke depan sebagai negara yang cerdas dan menata kembali. Kita sebagai negara yang hidup dalam pergaulan dunia mau tidak mau kita juga harus menjaga hubungan yang baik dengan negara lain termasuk hubungan politik, ekonomi, militer dll asal dengan prinsip saling menguntungkan.
Saya kutip beberapa kata - kata mutiara dari tokoh - tokoh dunia untuk menyegarkan pikiran kita dan menutup tulisan saya kali ini.
"Our greater glory is not in never falling, but rising everytime we fall"
"Study the past, if you would divine the future"
Confucius
"Where there's love, there's life"
"An eye for an eye only ends up making the whole world blind"
Mahatma Gandhi
"We may have all come on different ships, but we're in the same boat now"
Martin Luther King Jr.
Dan 1 kalimat mutiara dari tokoh pluralisme Indonesia.
"Tidak penting agama atau sukumu ... kalau engkau bisa melakukan sesuatu yang baik bagi semua orang, orang tidak akan pernah bertanya apa agama atau sukumu"
K.H.Abdurrahman Wahid
Saya tambahkan sedikit perumpamaan untuk menutup perjumpaan kita
Suatu saat di depan pintu surga ada 3 orang menghadap di hadapan Tuhan
Perusak :"Ya Tuhan saya layak masuk surga, karena saya dalam hidup telah merusak gereja atau masjid atau pura atau klenteng "
Pendendam : "Ya Tuhan saya saya yang lebih layak,karena saya telah membunuh orang yang merusak tempat ibadahMu, bahkan saya telah membakar tempat-tempat ibadah mereka"
Korban:"Tuhan, saya telah mati akibat mempertahankan iman kepadaMu"
Siapakah dari ketiga orang itu yang layak masuk surga?
Silahkan anda memilih dimanakah anda berada?
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Ronny Leung
https://www.facebook.com/godzilla.ronny
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kahiyang (Oleh : Abad Badruzaman)
Senang sekali kemarin bisa mengikuti seluruh prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby. Yang datang ribuan. Rame, semarak, tapi tetap khidmat dan sy...
-
Bpk Yusuf Kala yg terhormat. Semoga Bpk dan kel dlm lingkup keberkahan serta sehat lahir batin. Pak JK yg diberkahi Allah..Bpk adalah ...
-
Ir. Joko Widodo Silsilah Keluarga dan Kisah Hidup Presiden ke 7 RI (Membaca Hal Yang Benar, Berpikir Positif) (I) Langgam Hidup Ay...
-
Membaca buku Bahkan Malaikatpun Bertanya, tulisan Prof. Jeffrey Lang. saya menyimpulkan dgn dangkal bahwa setiap makhluk yg menerima kasih s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar