Apakah saya setuju tindakan Ahok pada Kyai Maruf Amin ?
Jelas tidak, dan saya mengkritik kekhilafan yang sekian kali itu.
1. Menghargai kepada orang tua dan ulama, Kyai Maruf disana sebagai saksi pada hal yang diyakininya, Ahok tdk pada tempatnya mencurigai dan lain-lain. Malah disini Ahok harus belajar menghargai pendapat orang lain, apalagi kepercayaan yang bukan kepercayaannya.
2. Sejak Gus Dur membuka pintu kesetaraan bagi orang Tionghoa di negara ini lewat dihapusnya beberapa UU produk Orba, Tionghoa negeri memiliki hutang budi pada beliau dan NU organisasinya. Terlepas NU melakukan itu untuk menegakkan keadilan dll tapi masyarakat Tionghoa berterima kasih dan sampai kapanpun tidak akan bisa dihilangkan. Jadi bersikap yg tdk benar thd Rais Aam PBNU terlepas apapun konteksnya sangat tidak pantas.
3. NU sebagai bagian besar di negeri ini seringkali terpecah, berbeda pendapat di internalnya sendiri terutama di akar rumputnya. Tugas Ahok sebagai salah satu pemimpin negeri ini membawa diri lebih kondusif dan bijaksana. Pertaruhan dan pertarungan di negeri ini bukan seperti tarung jalanan yang saling pukul tapi memperhatikan juga akibat kedepan yg buruk ke depannya bagi negeri plural ini.
Kita juga harus sadar Ahok dinegeri ini saya lihat mirip bek dalam sepakbola kehadirannya dengan sikap anti korupsi dan transparansi anggaran menuai banyak musuh, mulai dari birokrasi sendiri, politik, pengusaha -pengusaha sampai ormas dan LSM yg sakit hati karena kebiasaan korupsi tersendat semua. Sebagaimana bek dalam sepakbola sukar mendapat pujian tapi sedikit blunder akan membawa cacian. Mulai dari penistaan sampai yang lainnya terlihat sekali bahwa semua kejadian tersebut di design dan dibesarkan oleh media2 dan media sosial. Itu yang harus disadari Ahok, lebih hati -hati dan bijak dalam mengambil langkah dan berbicara.
Kembali ke topik awal. 1, 2 dan 3
Bagaimana pendapat anda tentang pilkada DKI ?
1. Satu, calon tidak kompeten yang hanya menggunakan isu untuk menjatuhkan lawan. Beberapa kali foto dan videonya tertangkap relawan sedang berkolusi dgn GNPF, TW, LS, DS,AD dll membuat saya semakin yakin grand design dari sini. Anda tidak kompeten, bahkan anda tidak nyambung dengan jabatan yang anda tuju, sama spt waktu anda tdk mampu menjawab semua pertanyaan tentang ibukota di debat pilkada.
2. Dua, jabatan anda jabatan politis, suka atau tidak mulailah belajar sebagai politikus secara benar bukan hanya manajerial. Belajar merangkul dan lebih bijaksana, tidak perlu terbawa emosi dll itu wajib anda terima sebagai bagian dari perjuangan mewujudkan visi dan misi anda bagi negeri ini.
3. Tiga, sama seperti biasanya. Dari partai pengsusungnya pembawa faham intoleransi, dan seperti biasanya no action talk only. Jangan sampai faham-faham intoleransi, radikalisme dll berkembang subur dan menghancurkan negeri ini dari dalam spt Suriah dll karena kita memberikan celahnya.
Sebuah corat -coret semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar