Kamis, 29 Desember 2016

Radikalisme Dalam Realita Kehidupan


Baru saja seorang teman berbeda agama menceritakan kondisinya kepada saya lewat telepon.

Teman : "Pak saya dalam lingkungan radikal, saya selalu merasa terancam krn saa berbeda"
Saya : "Perbedaan bapak itu sudah pada ancaman verbal atau fisik?"

Teman : "Belum sih pak, cuma sudah ada beberapa teror sms dll"
Saya : "Kalau sudah jelas, silahkan dilaporkan pihak berwajib pak minimal harus ada buktinya"

T : " Saya kadang bingung, kenapa saya harus dimusuhi karena berbeda"
S : " Saya mau tanya tujuan bapak hidup itu apa, mencari kedamaian atau permusuhan? mencari kewarasan atau atau ketidak warasan?"

T : " Ya memang pak, cuma kadang tidak bisa segampang itu"
S : " Hidup itu pilihan pak, kalau saya dalam hidup termasuk beragama saya mencari kebaikan/akhlak, bahkan sesama kristen saya sering berbeda pendapat apalagi kalau menuju faham ekslusifisme dan teologi kemakmuran. Melihat kyai2 spt Gus Dur, Gus Mus dll memberikan banyak pencerahan buat saya dan memantapkan niat saya dalam hidup. Tidak perlu capek pak, hidup sudah ada capeknya, tdk perlu kita menjadi tidak waras karena beragama, saya lebih salut kepada seorang atheis yg menghargai orang lain daripada manusia beragama menjadi jahat thd sesamanya. Kita ini lho hidup dalam perbedaan ,jangankan hidup di lain tempat, setiap hari saya buka pintu rumah sebelah kiri saya sahabat muslim , sebelah kanan katolik, depan rumah muslim dll, apa enak kita setiap hari melihat kiri kanan setiap hari hidup dalam kebencian?"

T :"Bagaimana menurut bapak solusi buat saya?"
S :" Saya yakin anda punya solusinya, saya percaya meskipun anda hidup dalam lingkungan radikal dan anda tidak ikut, saya yakin selama anda membawa damai dan tdk bersingguan anda tdk akan apa2, sejahat2nya manusia selalu punya nurani. Dan bila suatu saat anda terpaksa harus melakukan hal yg drastis, pindah tempat tinggal dll saya yakin dunia tdk akan kiamat hanya dengan berpindah, masih banyak tempat di negeri ini menawarkan kedamaian dalam perbedaan"

T : "Terima kasih utk masukannya"
S : "Berterima kasihlah pada orang-orang spt Gus Dur, karena dia banyak orang menjadi berani dihujat karena berbeda, berani karena benar. Kan Gitu Aja Kok Repot, betul kan?"

Indonesia dibangun dari perbedaan, jadi bila anda tidak siap berbeda jangan tanyakan orang lain kenapa berbeda tanyakan pada diri sendiri kenapa tidak mampu berbeda ?

Gus Dur 1940 - 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kahiyang (Oleh : Abad Badruzaman)

Senang sekali kemarin bisa mengikuti seluruh prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby. Yang datang ribuan. Rame, semarak, tapi tetap khidmat dan sy...