Rabu, 28 Desember 2016

Tuhan dan Belajar Memahaminya

Saya dulu pernah menjadi atheis itu kenapa saya memahami kenapa orang menjadi atheis. Karena Tuhan itu digambarkan begitu hebatnya tapi dg respon begitu lambatnya.

Tuhan itu tdk seperti kita pergi ke restoran cepat saji, kita pesan 5-15 menit pesanan di tangan. Berhubungan dg Tuhan itu seperti kita meminta permen yg manis yang dikirim buku utk dibaca setebal 30cm utk dipelajari, seperti memesan nasi rawon yg dikirim buku cara memasak.

Banyak harapan dan usaha yg kita lakukan banyak hasil yg tidak sesuai harapan kita, lalu dimana Tuhan? Buat apa kita meminta bila semua tdk sesuai harapan?

Seringkali manusia menakar diri terlalu tinggi, kita mengutamakan harapan dan keinginan kita yg terbaik, kita melihat Tuhan itu sbg alat pengabul doa.

Tuhan itu alfa dan omega, awal dan akhir, sebelum semua ada Dia sdh ada, setelah semua tiada Dia tetap ada. Jadi seberapa besar pengalaman yg Dia punya dibanding manusia yg mungkin max 100 thn usianya?

Seorang bapak berusia 40 thn tdk selalu menuruti keinginan anaknya yg masih kecil, bahkan orang tua yg bijak memberikan nasehat, pelajaran bahkan amarah agar anaknya lebih dewasa dan lebih baik. Apalagi Tuhan yg usianya tdk terpetakan dibanding manusia? Semua hal yg kita alami di dunia ini ada hikmahnya, ada maksud yg tersembunyi Sang Pencipta bagi kita umat ciptaanNya. Semua hal buruk utk menempa kita, semua hal baik hanya reward kecil.

Membahas Tuhan tdk akan pernah selesai, milyaran manusia mempelajarinya mulai jaman sebelum masehi sampai skrg tapi tdk pernah sempurna, Tuhan bisa kita rasakan pada ciptaanNya, hal2 ajaib yg ditulis dlm sejarah dan mungkin pengalaman pribadi anda.

Hanya sekedar corat coret yg mungkin byk kekurangan.

Keep The Faith

God bless you all

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kahiyang (Oleh : Abad Badruzaman)

Senang sekali kemarin bisa mengikuti seluruh prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby. Yang datang ribuan. Rame, semarak, tapi tetap khidmat dan sy...