Usaha ini syah2 saja, apalagi kalau bisa bersaing dgn roti2 lain secara baik, shg kompetisi itu berjalan sehat sekaligus menjadi makanan sehat pula, jangan lagi utk memprovokasi urusan perut, dgn iklan menghasut, krn kalau mau jujur menghindari 100% dari produk kafir sulit dilakukan, disana masih menyisakan plastik, zat pengembang, coklat, gula, dst, maka sejatinya masih ada kolaborasi antara 'halal' dan 'kafir', khususnya Ahok yg mengangkat dgn luar biasa surat AlMaidah menjadi satu Brand ( jgn dibahas apakah ini penistaan atau bkn, nama ayat dijadikan Brand, pasti jawabannya ada 1000 argumentasi ).
Saya mendukung AlMaida menjadi brand yg lbh luas, produk beras, kripik, sayur, dst yg jenisnya bisa ribuan, bkn cuma latah krn fenomena fitnah, kalau perlu hari ini bisa dijual pd acara sidang Ahok agar lbh dapat momentum yg pas menggusur sari roti.
Akankah bisa behasil?, itu persoalan nanti. Berbisnis tdk bisa cuma pakai doa dan mengungkuri pesaing, apalagi dgn fenomena fitnah, tapi hrs diakui Muhammdiyah punya pasar sendiri shg utk dijual dipasar lokalnya saja mungkin sdh cukup menghidupi sebuah pabrik roti.
Tidak ada kejadian yg sia2, itu firman Allah, baik menurutmu blm tentu baik menurutNya, begitu juga sebaliknya. Ributnya surat Hidangan itu ternyata menghidangkan urusan lain yg mudah2an bisa menyadarkan kita bhw dalam hujatan dan fitnahpun kita masih melihat dunia dalam sebuah usaha.
Semoga hidangan dari Ahok itu memuluskan sidangnya.
JANGAN LUPA PAK HAKIM MAKAN SIANGNYA ADA ROTI ALMAIDA. DIMANA SARI ROTI SDH MENGERTI BHW DISUDUT MATA DISANA ADA YG IRI.
Sumber : https://www.facebook.com/biakto?hc_ref=NEWSFEED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar