Senin, 24 April 2017

Negara Kepentingan

Negara kepentingan para gajah rebutan jatah rakyatnya mati di tengah

Negara kepentingan kepentingannya diganggu warnanya berubah, dulu nasionalis sekarang sektarian

Negara kepentingan apa saja disahkan untuk memuaskan hawa nafsunya, semua halal untuk tujuannya

Sang Pemiliki Koran
Alkisah sang pemilik koran, dulu relawan Pak Dhe mimpi mentri langsung membuai, ternyata gagal screening KPK, gagal pula cita - cita mentrinya. Langsung berubah korannya, apa saja yg berhubungan dengan Pak Dhe dicerca, pembacanya dibakar. Sekarang berurusan hukum dengan kejaksaan, divonis salah korupsi, selalu dzolim alasanya, saya berpikir bagaimana gedung kantornya megahnya bisa berdiri diatas bekas tanah negara?

Kacung Cendana
Wajahmu ganteng, gayamu bak sinterklas, teve2mu banyak semua mengiklankanmu. kau bilang pada Forbes kaulah Trump Indonesia, 10 tahun lagi akan jadi presiden sama spt Trump di Amerika. Pajak ditagih negara kau serang pemerintah kau bakar pemirsamu dengan perkiraan2 semua dan dengkian. Kau nyata atau bukan aku juga tak tahu, yg pasti semua usahamu adalah perusahaan cendana. atau mungkin kau sekedar robot penghasut semua atas suruhan tuanmu?

Raja Property
Kaulah taipan negeri ini, rumah sakitmu berderet, propertymu seperti pasir di negeri ini, mall, kondominium dll
Betapa nikmatnya hidupmu, jaman Soeharto dipuja, jaman reformasi berubah. Betapa sakitnya egomu dihujat gubernur sempel ala Ahok, siapa kau bocah?katamu.
Yang dulu mudah dibayar, mudah diatur, semua menjadi batur, muncul sipit kurang ajar berani menantang si raja property, akhirnya rencana diatur, berkumpulah para raja menyatukan kekuatan untuk menghajar si gubernur, mulailah demo2 agama, hujatan ras dan agama atas suruhan para raja property ini.


Bento, Sang Pangeran Cendana
Dulu kaulah putra mahkota, apapun yang kau lakukan sah di negeri ini, masa dimana harta negara dikuasai borjuis, korupsi halal utk kroni2mu, rakyat dibungkam dengan popor
Setelah lama tak berkuasa, setelah rakyat menarik paksa tahun 98 dari kuasamu, hatimu tergoda nikmatnya masa lalu, masa dimana kau adalah pemilik tunggal masa depan negeri ini, mulailah uangmu mengalir, mulailah kau atur strategi, mulailah aksi2 demo agama dan fitnah

Mantan Jendral
Betapa wanginya namamu sekarang, dulu kami mahasiwa takut padamu, menyebut namamu hilang kawan kami, sampai sekarang tertanam hilang kemana?
Dulu gagal aksimu, larilah kau ke Yordania, tinggallah sakit, tertumpah darah di negeri ini. Ribuan minoritas diperkosa, dibakar dan dibunuhi pada aksimu. Tapi sekarang kau melaju, cilakanya gereja2, uztadz dadakan kaum radikalis mendukungmu membuat kami umat tdk percaya pada pendeta, semua bisa dibayar dan diatur olehmu.

Indonesia
Negeri para gajah, rakyat hanya pelengkap. Kaum sektarian dan radikalis seperti kebal peluru dibelakangnya beridir mendukung para gajah, siap menumbangkan si krempeng Jokowi, orang yg tdk bisa diatur oleh gajah. Akankah kita kembali ke jaman Orba, ataukah kita rakyat sadar? Kita punya suara dan harapan, bukan hanya boneka para gajah, dimana kita diatur saat membaca koran, melihat TV, dumay2 para gajah?

Gajah - gajah ...
Andalah gajah2 besar negeri ini. Kami rakyat hanya pelengkap penderita dimana kau marah kami kau pengaruhi, dimana keinginanmu kami harus mengikuti. Besar dan kuat kau sekalian apakah juga besar hati nurani dan nalarmu juga?

Negeri kepentingan, dimana para gajah berkumpul rakyat hanya pelengkap, kami tdk pernah menikmati madunya negeri ini hanya pelengkap penderita keinginan para gajah

Kami hanya bisa mengeluh melihat amarahmu pada pemerintah ketika kepentinganmu diusik, kapan negeri ini berpihak pada kami kami tak tahu, apa setiap masa kami yg kecil ini harus menyuapi terus perutmu yg tambun itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kahiyang (Oleh : Abad Badruzaman)

Senang sekali kemarin bisa mengikuti seluruh prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby. Yang datang ribuan. Rame, semarak, tapi tetap khidmat dan sy...