Kamis, 09 November 2017

Kahiyang (Oleh : Abad Badruzaman)

Senang sekali kemarin bisa mengikuti seluruh prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby. Yang datang ribuan. Rame, semarak, tapi tetap khidmat dan syahdu.

Tapi yang namanya manusia, dari ribuan itu ada saja yang melihat hajatan itu dari "sisi lain".
Di sela-sela mengikuti rangkaian prosesi, dari orang-orang yang ada di sekeliling, saya menangkap setidaknya tiga orang memandang perhelatan ini dari sisi yang berbeda. Kesemuanya menyimpang dari pandangan "main-stream" yang melihat acara ini secara positif dan simpatik.
Ada teman yang menyoroti Jokowi yang sudah dua kali menikahkan anaknya dalam tiga tahun terakhir. Artinya, selama jadi presiden, Jokowi sudah dua kali menikahkan anaknya. Semua tau anak-anaknya ada tiga. Berarti satu lagi belum nikah. Menurut teman ini, dalam hal menikahkan anak-anaknya, Jokowi mengalahkan presiden-presiden terdahulu.

Saya tidak menemukan hubungan logis antara tiga tahun masa menjabat yang sudah dilalui Jokowi dengan dua kali menikahkan anaknya. Apakah teman itu ingin berkata, "Selama jadi presiden, siapa pun gak boleh menikahkan anak"? Ataukah ia mau bilang, "Boleh menikahkan tapi jangan lebih dari sekali"?

Atau jangan-jangan ia sedang berprasangka pernikahan itu diselenggarakan oleh Jokowi dengan cara tidak benar. Jika ini yang terjadi, betapa "kerdil" perangai teman kita ini. Orang lain sedang bahagia, alih-alih diucapi selamat, ia malah bersiul dengan bunyi gak enak di kuping.

Lain lagi dengan teman satunya. Ia menyoroti soal "kemewahan" acara pernikahan. Menurutnya acara ini bisa dilaksanakan dengan sederhana. Acara ini, menurutnya, gak lebih dari pengumuman bahwa seorang anak perempuan sudah sah jadi istri seorang laki-laki. Kata si teman, pengumuman itu bisa disampaikan via twitter atau vlog. Ia yakin bahwa itu bagus, asyik dan kekinian.

Saya cuma ngebayangin seorang yang kebetulan kepala negara ngadain hajat nikahan di sebuah bale desa misalnya, demi sebuah kesederhanaan, lalu mengumumkannya cuma via twitter atau vlog. Kekinian si kekinian, tapi kudu proporsional juga kali ya.

Teman terakhir, emak-emak, matanya terus saja beredar ke semua yang hadir seakan mamastikan setiap yang datang adalah si A kedudukannya sebagai B. Penasaran saya nanya, "Cari siapa?" "Kasian ya Kahiyang, pernikahannya gak dihadiri neneknya," jawabnya sok peduli.
Serentak para ibu-ibu yang berada di samping emak-emak itu menunjuk ke muka, "Itu loh neneknya Mbak Kahiyang! Jelas gitu, semua orang sini tau." Emak-emak itu langsung mingkem, lalu pergi dengan wajah merah kayak udang rebus.

Saatnya maju, menyalami sepasang pengantin serta ayah-ibu mereka. Gak banyak yang terucap saat bersalaman, cuma bilang, "Selamat ya Mas Bobby. Selamat ya Mbak Kahiyang." Seneng aja ngeliat mereka bahagia.

"Abah diundang ke Solo?"
"Jelas dong...jelas nggak!"
"Lha itu ceritanya menghadiri gituh!?"
"Ngimpi aja to Lee...masa' gak boleh!?"

Minggu, 15 Oktober 2017

SERSAN

SERIUS TAPI SANTAI (GITU AJA KOK REPOT)

Saya hidup berpatokan apa yg benar dan apa yg seharusnya, itu saja. Saya butuh pencerahan dan saya senang membagikan. Sama spt yg diajarkan org2 bijak spt Gandhi,Gus Dur dll ternyata benar hidup dlm kebenaran dan adil itu menentramkan pikiran dan jiwa kita, kita menjadi pribadi positif dan produktif.

Bahkan semua agama mengajarkan kebenaran, kasih dll meskipun umatnya kadang tdk jelas arahnya kemana. Mulai Adam, Yesus sampai Muhammad semua punya dan kisah ajaran moral dan etika jd knp kita menghabiskan waktu bermusuhan?

Mulai dr kitab dan sejarah selalu mencatat permusuhan dan pertikaian merugikan tetap manusia mengulanginya, sy tdk perlu doktrin ekslusifisme dan tdk akan repot2 belajar ilmu kecap nomer satu, hal yg menjadi pembeda adalah mental, moral dan karakter anda bukan apa agama anda ataupun warna kulit anda. Banyak hal yg bisa saya pelajari dr anda meskipun kita berbeda tp juga byk hal yg saya hindari dr anda medkipun kita memiliki persamaan.

Ajaran agama itu jelas, keTuhanan dan kemanusiaan, menguranginya atau menghilangkan salah satunya tdk akan membuat anda mjd lebih benar.

Jadi siapakah kita ini?
Kita semua peserta lomba dlm dunia ini dlm akhir yg sama, lubang tanah 1 x 2 m. Tdk ada kekayaan, kekuatan dan kemasyuranmu yg bisa menolongmu lepas dari itu. Perhitungan anda hidup didunia ini amal perbuatan dan mungkin ibadag mjd laporan stok opname anda nanti di akherat.

TEOLOGI KEMAKMURAN, EKSLUSIFISME ataupun PERMUSUHAN silahkan anda ikuti saya tidak, sy tdk butuh menumpuk apa yg ngengat bisa habiskan.

Jadi apakah saya benar? Saya bukan orang benar itu knp sy butuh teladan dan ajaran hal yg benar.

SERSAN, serius tapi santai.
Jangan hilangkan kemanusiaan krn salah arti berkeTuhanan. Jangan juga hilangkan keTuhanan krn memang ada yg tdk bisa dijelaskan didunia ini dg akal manusia.

Tdk perlu ribet, ribut mbulet hal yg tdk perlu.

GITU AJA KOK REPOT

TUHAN TIDAK PERLU DIBELA


Suatu kisah ada seekor kutu rambut yg ngikut pada bulu ketiak terbawa sampai ke pantai. Wow pikirannya melihat luasnya lautan, makhluk sekecil itu terkagum-kagum, apalagi dilihatnya seekor ikan paus besar berenang ke tepian menyemprotkan air dipunggung, akhirnya jadilah kagum si kutu ini dan jadi follower paus itu.

Kembali dirumah bertemulah si kutu ini dg kutu2 yg lain, berceritalah dia tentang paus yg raksasa, hebat dan nyemprot. Kutu2 yg lain ada yg mengikuti, ada yg menertawakan tdk percaya ada. Akhirnya ribut sendiri, muncullah istilah kafir, bidah dan sesat antara sesama kutu. Baku pukul, hina dan bunuh, yg mati mati konyol yang hidup ga jelas apa yg diikuti.

TUHAN TDK PERLU DIBELA, meskipun 6,5 milyar manusia ini semua menghujatnya Tuhan tdk akan runtuh dan jatuh sakit. Anda semua lebih kecil dari perbandingan kutu dan paus tadi, dan jelas sbg makhluk absolut Tuhan Yang Maha Kuasa tdk terbatas.

Perintah Tuhan jelas ikuti ajaranNya jadilah makhluk beradab, bermoral, berakhlak bukan saling iri, dengki dan bermusuhan yg hanya .membawa anda kepada dosa demi dosa baru. Kebusukan moral dan etika yang baru

Tidak ada hal yg anda perbuat bisa memperhebatmu shg bisa membela Tuhan. Anda bukan level Tuhan dan sdh pasti Tuhan tdk seperti anakmu yg butuh pembelaanmu.

Jadi jangan habiskan hidupmu hidup dlm euforia tdk jelas drpd anda sibuk nyimeng sempatkan diri melihat sekelilingmu lihatlah byk sesamamu manusia yg butuh uluran tanganmu tolonglah mereka itulah levelmu, itulah ajaran kitabmu.

Jadi tetap TUHAN TDK PERLU DIBELA, jgn jadi makhluk ciptaan aneh ga jelas.

Sabtu, 16 September 2017

Pencitraan (Oleh : Abad Badruzaman)


"Percaya sama saya, kalau kita kuat, kaum Rohingya kita bantu. Kalaupun kita sekarang kirim bantuan, menurut saya, itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang."
Itu adalah cuplikan kata-kata Prabowo saat berorasi dalam Aksi Bela Rohingya 169 di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9/2017).
Sebenarnya kata "pencitraan" ini sudah agak basi buat dibahas. Kini rasanya sudah gak terlalu relevan menggunakan kata tersebut ketika hendak "mengejek" lawan politik. Lama-lama orang bisa bedain mana pencitraan mana karakter dasar bawaan seseorang.
Orang juga semakin ngerti bahwa gak penting banget nentuin sebuah perbuatan pencitraan atau bukan, sebab mereka pada akhirnya lebih berorientasi ke hasil. Bodo amat pencitraan atau bukan; tiba-tiba jalan tol kelar, tau tau proyek mangkrak rampung, tiba-tiba bandara anyar diresmikan, tau tau pelabuhan baru dikebut, tiba-tiba juga TDL naek, tau tau gas mahal...hehe
Dalam hal bantuan ke kaum Rohingya itu, saya yakin saudara-saudara kita di sana yang kelaparan dan kedinginan itu gak bakal nanya gini ke para relawan, "Bro, ini mie instan sama selimut yang kalian bawa buat kami, hasil pencitraan bukan?" Jika ada yang sampe nanya gitu, tuh orang jahil murokkab: bodoh plus songong!
Ke Prabowo lagi. Kata-kata beliau di atas mengandung beberapa titik-lemah. Pertama: membantu harus nunggu kita kuat. Perhatikan kata-kata ini: "Percaya sama saya, kalau kita kuat, kaum Rohingya kita bantu..." Iya memang kita belum kuat, tapi kayaknya gak ada seorang pun di sini yang berpikiran bahwa Rohingya gak usah dibantu karena kita belum kuat.
Jika seorang pengamen datang menghiba uang recehan, kebetulan di dompet kita ada duit gopekan, apakah kita rela disebut bakhil dengan tidak memberi si pengamen duit gopek doang, dengan dalih bahwa kita masih nanggung cicilan ke bank hingga jutaan?
Kedua: tudingan pencitraan itu disampaikan dalam Aksi Bela Rohingya 169. Bukankah salah satu tujuan Aksi ini adalah meminta pemerintah lebih konkret dan banyak lagi membantu Rohingya? Lha sekarang, bahkan sebenarnya dari dulu, pemerintah sudah konkret dan cukup banyak membantu Rohingya, malah dikatain pencitraan. Jadi kudu kumaha atuh, Bapak?
Kelakuan "menuntut sambil mengolok-olok" kayak gitu kurang-lebih seperti tingkah Si Udin tempo hari. Ia datang menggedor pintu belakang, "Abah, pinjami aku uang, 50 rebu doang!" Kuberi ia sejumlah yang diminta. Dengan sigap Si Udin menyambar uang seraya berkata, "Apa yang abah lakuin ini cuma pencitraan, aku gak suka!" Dalam hati kuumpat Si Udin, "Din, lihat lima jari tanganku. Dari lima itu yang terbaik untukmu adalah yang tengah."

RUMAH INI MAU DI BAKAR (Oleh : Iyyas Subiakto)

Nyaris seharian keliling Jakarta, ngobrol dgn Kang Nanang supir taxi yg incomenya turun 40% krn kena imbas taxi online, ketemu Mas Eko Kuntadhi, dihadiahi buku Para Penyembah Petromaks, yg blm sempat sy baca.

""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Rebahan sambil baca uploadan teman2 di fb yg selalu jenaka, ada Edy Rumpoko Walikota Batu yg akhirnya ikut daftar ke KPK via OTT, Asma Dewi juga terus membahana karena makin jauh ditinggal kawanannya. Diujung yg lain terbaca bahwa Pak Prabowo berkomentar ttg bantuan Indonesia ke Bangladesh yg disebutnya sbg pencitraan. Lama sy membaca headlinenya, ini bercanda atau lupa, harusnya seorang mantan jendral sekelas dia dan Bacapres pula, kok bisa2nya bantuan kemanusiaan dari negaranya disebut pencitraan. Jokowi adalah rival yg pasti menyulitkan dalam laga tanduk 2019, tapi urusan kemanusiaan ditarik ke masalah persaingan perpolitikan kok jadi kelas komentar Fadli Zon diterus2kan, kelas mantan jendral jadi sama kelasnya bintang iklan Daia yg tak iya.
Beberapa kali sy nonton video saat Pak Prabowo bcr strategi pemenangan dalam kancah perebutan kekuasaan. Disana dia menyebut strategi " Rampaslah saat rumah terbakar ", mulanya sy tak paham, tp lama2 sy camkan, ini adalah strategi pembumi hangusan. Ingat Ambon, ingat Jakarta yg pernah memerah dan Jakarta yg baru saja nyaris berdarah karena sumpah serapah agama yg terarah.
Merampas saat kebakaran menjadi kata dua makna, di bakar atau terbakar, namun bila di amati, bahwa strategi itu dibuat, di rencanakan dan di eksekusi, maka tidak ada yg terbakar, yg ada adalah di bakar, membakar tidak harus dengan api, karena lidah lebih panas dari api. Kasus pilkada Jakarta menjadi nyata bekerjanya sebuah rencana dgn strategi merampas rumah yg sedang kebakaran, sangat jelas dan gampang di tebak siapa yg main dibelakangnya, untuk apa dan kenapa.
Statement Pak Prabowo atas bantuan kemanusiaan yg disampaikan pemerintah Indonesia kepada pengungsi Rohingya sbg sebuah pencitraan sungguh sangat menyakitkan, segitu parahnya sebuah kemarahan terhadap lawan politik dalam persaingan sampai2 membedakan antara kebaikan yg sedang dijalankan dan perasaan ingin menjatuhkan tidak terpilah, usaha kolektif dari bangsa ini atas nama kemanusiaan telah dihinakan oleh seorang Prabowo yg konon begitu menjanjikan bila kelak memimpin sebuah negara, kalau dgn gaya yg ditampilkannya, jangankan menjadi macan Asia, menjadi pelanduk saja, kayaknya sulit utk mengangkat kepala. Bagaimana mungkin dia akan menjadi kepala negara yg bijaksana, kalau membedakan antara bantuan 5 helikopter direndahkan dgn kata pencitraan, apakah nyari sumbangan dgn kotak indomie dipinggir jalan menjadi ukuran tindakan yg bisa dibanggakan. Dia lupa bahwa menyebar anak2 mencari sumbangan menempati trotoar Jakarta adalah pencitraan rendahan, seolah peduli Rohingya padahal hasil ngemisnya kita tak tau diaudit siapa, kata teman saya ngemis utk Aleppo yll dapat 94 m, yg dikirim cuma 20m, sisanya habis buat induk pengemis yg menjual kata solidaritas tapi kelakuan sangat tak pantas.
Jujur kami rakyat ini lelah sudah kalian buat, loncatan kemaksiatan politik kalian sudah mencapai ubun2 kemuakan yg menyesakkan, seolah kaliat mengidap glulokoma hati yg akut, ciri kalian jelas terlihat, setiap gerakan murahan berupa olok2an kpd sebuah institusi negara pasti dibelakangnya ada kalian. Aura, aroma, dan rasanya sudah begitu biasa dan selalu terasa bhw kalian sangat niat dengan kekuasaan hanya utk sebuah keserakahan. Bulshit kalian ngomong keadilan, bagaimana mungkin platform dasar berpikir yg agitatis akan menghasilkan sebuah negara yg aman dan damai, bagaimana entitas kebenaran akan dirasakan bila dalam waktu yg sama negasi atas sebuah kedamain dilakukan.
Oh Ibu pertiwi kami makin tidak mengerti, ada biri-biri ngakunya sapi, tapi yg disusui anak babi. Apakah memang harus begini nasib sebuah negeri. Jokowi jadi bekerja sendiri, yg lain mencaci maki bahkan PKI dipaksa reinkarnasi diminta nyambangi Jokowi, agar stigma terpatri bahwa dia anak PKI yg tak pantas dipilih lagi, padahal yg mau mengganti dgn cara keji rekam jejaknya begitu ngeri. Ah lelah hati kami...Cermin itu dipaksa berkata gagah yg seharusnya sebuah pengakuan sebenarnya bhw ada yg salah atas dirinya.
# Kalau mau jadi presiden jgn pakai saracen.

Sabtu, 22 Juli 2017

JOKOWI...PINTAR, JUJUR, BERANI DAN BERBUDI (Oleh : Subiakto)

Saya masih ingat awal thn 80an saat mengikuti training perhotelan di Hotel Dharma Deli Medan. Dalam briefing yg diberikan GM Hotel Dharma Deli Bp. Alm. Zain Badrun, pria kelahiran Banda Aceh ini begitu runtun memaparkan materi tentang perhotelan, beliau juga terkenanl bersih dan teliti, tidak segan beliau menyekuhkan tangannya kelubang keloset, logikanya adalah, setiap lubang keloset berleher angsa maka air yg ada dilengkungan leher keloset adalah air bersih, makanya beliau tidak segan mengecek kebersihan keloset. Akhir briefing beliau berpesan bahwa untuk maju berkarir atau kerja apa saja harus memegang 3 modal utama.

1. Pintar.
2. Jujur.
3. Berani.

Bila hanya pintar, tak jujur dan tak berani maka gagal menanti, Jujur tak pintar dan tak berani, juga kandas menepi, Berani tak pintar dan tak jujur, malah cuma lihat kanan kiri.

Bahkan anda dua poin dimiliki tanpa melengkapi ketiganya juga akan sulit mencapai prestasi, misalnya Pintar dan jujur, tapi tak berani, maka siapa yg tau bhw pintar dan jujur itu ada dalam diri. Jujur dan berani tanpa pintar, bagaimana bisa diusung, kemudian Berani dan pintar tapi tak jujur juga pasti selesai dengan sesal karena jujur adalah akhlak utk mengcover segala teknis yg disajikan, jujur menentukan segalanya dalam koridor kebaikan dan pencapaian.

3 poin diatas saya jalani dalam kurun waktu yg lama walau jujur kadang tidak semua bisa berjalan mulus, namun pada sosok Jokowi saya menemukan itu semua nyaris 100% plus akal budi yang begitu tinggi. Kita bisa mengikuti bagaimana langkah Jokowi menapaki mengurus negeri, dari awal beliau masuk pada kancah politik yg lebih tinggi, dia dicaci maki, difitnah PKI, sampai dikata-katai anjing dan babi, beliau tidak bereaksi anti kanan kiri, jalan dengan agenda kerja yg terencana, membangun tol dari ujung Sumatera sampai Papua, dia bekerja tanpa banyak bicara walau hasilnya tetap dicerca khusunya musuh politikny yg belum move on juga, malah kadang diganggu oleh orang nomor dua juga.

3 tahun kita bersamanya, Jokowi makin disenangi karena hasil kerjanya memang nyata bukan cuma retorika, dia diganggu dengan demo, isu PKI, dan banyak lagi yg membuat kita selalu ikut sakit hati. Dihari-hari makin mendekati pemilu lagi kehirukpikukan terus menghujani perpolitikan kita. Perpu Ormas digulirkan, HTI dibubarkan, sebagian warung di Senayan ikut demam karena ternyata HTI itu juga kawan yg selama ini harus dibuat aman dan nyaman, sehingga sampai banyak statemen yg mengakatan kenapa HTI dibubarkan, PKI dibiarkan, statemen totol ini keluar dari mulut cerdik pandai yg harusnya lebih kontrol bukan asal mbanyol.

Akumulasi gempuran dan serangan yg gencar kepada Jokowi, makin memanas dan bertubi-tubi, disinilah kita melihat bagaimana Jokowi bersikap. *PINTAR*, dari awal dia diremehkan dia tetap tertawa, menjawab pertanyaan wartawan dengan jenaka, taktik dulu baru strategi itulah yg dia lakoni, bukan melayani mulut-mulut lacur tak berbudi, dia tidak pernah mengundang permusuhan, namun tidak juga diam bila diusili, disini kita tau dia *BERANI* untuk apa saja tentang kebenaran yg beliau yakini.

* JUJUR * pastilah modal utamanya menjalani amanah yg diemban, karena dalam dirinya tidak ada sifat serakah yg membuncah. Lihat saja bagaimana beliau mengatur keluarganya, anak-anaknya tidak ikut mengatur istana, istrinya tetap sederhana, walau tetap dicerca gara-gara tas tangan yg dibelinya sedikit mahal dari biasa, kita selalu lupa banyak tas bergantungan ditangan para istri pejabat dari kelas kecamatan sampai penghuni Senayan yg harganya jutaan sampai milyaran, tapi kita mahfum karena kaum non move on selalu oon kayak babon, tidak ada yg benar dimata mereka karena memang mereka terlalu biasa dengan keburukan, sehingga kebaikan menjadi ganjalan dalam prilaku mereka yg rata-rata tidak pernah suka dengan pemerintah yg sah.

Jokowi, Pintar, Berani, Jujur ditopang dengan akhlak dan budi, sehingga tidak diragukan lagi beliau adalah pemimpin yg disegani, maka dengan itu kita tidak ada alasan untuk tidak bernyali mempertahankannya untuk priode kedua untuk kita dan Indonesia.

# JOKOWI ITU KITA, KITA ADALAH JOKOWI DAN KITA INDONESIA.

Rabu, 28 Juni 2017

Jonru ( Oleh : Abad Badruzaman )

Jonru bukan hanya gemar mencela Jokowi. Ulama berkelas dan pakar tafsir ternama Indonesia, yakni Ustadz Quraish Shihab pun tak luput dari cemoohan Jonru. Saya tidak pernah benar-benar memedulikan ocehan Jonru tentang Jokowi. Kebanyakan omongannya tentang Jokowi lebih sering saya anggap sebagai "hiburan" belaka; buat lucu-lucuan saja. Tapi omong-kosongnya jelang lebaran ini tentang Ustadz Quraish sungguh telah membuat kepala saya panas, hati mendidih dan dada bergolak!!

Lebaran Fitri taun ini Masjid Istiqlal menunjuk Ustadz Quraish sebagai khatib. Mengetahui hal ini Jonru di FP Facebook-nya ngomong kurang-ajar. Ia mengajak untuk tidak shalat 'ied di Istiqlal dengan alasan khatib-nya tidak beraqidah lurus, tidak mewajibkan jilbab atas muslimah, berpendapat Nabi tidak dijamin surga, dan membela Karbala. Kita ambil tuduhan Jonru yang terakhir, yakni Ustadz Quraish "membela Karbala". Orang yang sedikit saja melek sejarah umat Islam pasti tersenyum mendengar kata-kata itu; membela Karbala?! Si Jon ini, jangan-jangan gak ngerti apa itu Karbala. Tapi, asudahlah! Kita ketawakan saja kejahilannya yang berbungkus kesongongan itu!
Yang dimaksud Jonru dengan Karbala adalah Syiah. Ustadz Quraish, menurut Jonru, membela Syiah.
Karbala adalah padang di mana Sayidina Husain ra, cucu terkasih Nabi Saw. dibantai oleh pasukan Yazid. Gak harus jadi Syiah untuk menyatakan bahwa peristiwa di Karbala merupakan tragedi kemanusian, salah-satu episode terkelam dalam lembar sejarah umat ini. Tidak harus jadi Syiah untuk sedikit saja teriris hati membaca sejarah berdarah Karbala, kecuali jika hatimu terbuat dari cadas.

Jon, Ustadz Quraish aqidahnya tidak lurus? Kamu sudah baca seluruh buku karya beliau? Pada buku yang mana terdapat ketidaklurusan aqidah beliau?

Jon, Ustadz Quraish membela Syiah gegara beliau menulis buku Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan? Aku kok ragu kamu punya buku itu. Kalopun punya, jangan-jangan kamu belum membacanya. Atau sudah membacanya, tapi pemahamanmu tertutup benci dan hasud.
Jon, jangan sampe kelak di KBBI ada entry kata baru: "Jonru" yang artinya sama dengan bodoh, fitnah, dengki, dan benci!

Jon, kamu ada minat jadi ganteng gak?
Sini aku gigit kupingmu pake tang!

Senin, 19 Juni 2017

Akal (Oleh : Abad Badruzaman)

Di salah-satu cuitannya, Ustad Felix Siauw menulis, "Bukankah Al-Quran itu petunjuk dan pembeda bagi kita, maka bila sudah Muslim, ya panduannya Al-Quran dan Hadits, bukan akalnya."
Cukup banyak orang menanggapi cuitan ini. Mereka yang nggak suka sama Ustad Felix menilai kata-kata itu menihilkan akal. Saya nggak benci sama Ustad, tapi juga nggak menganggapnya referensi yang tepat tentang Islam.

Bukan...bukan karena beliau muallaf saya menilainya bukan rujukan yang pas tentang Islam. Tapi karena beberapa "fatwa"-nya saya liat justru gak mencerminkan Islam yang saya percayai, yakni Islam ramah, damai-mendamaikan, humanis dan rasional. Sebagai Muslim jujur saya senang jika ada yang masuk Islam. Tapi saya jadi sedih jika ada muallaf yang suka menjelek-jelekkan agama lamanya, mempreteli aib Kitab Suci agama lamanya, atau menelanjangi akidah-teologis agama lamanya. Hal yang sama terjadi juga ketika ada orang yang keluar dari Islam, lalu melakukan hal yang sama terhadap agama lamanya. Pada kasus ini sedih saya dua kali; sekali ketika melihatnya keluar dari Islam, sekali lainnya saat ia menjelek-jelekkan Islam. Saya sedih melihat orang pergi dari Islam. Bukan kepergiannya itu sendiri yang disedihkan. Melainkan kenyataan bahwa Islam baginya tidak memenuhi apa yang dicarinya dari sebuah agama.

Kembali ke cuitan Ustad Felix. Bagi saya cuitan itu ada benarnya, ada juga salahnya. Tergantung tafsirnya. Jika yang dimaksud bahwa bagi seorang Muslim, Quran dan Hadits merupakan pedoman dan panduan hidup, maka demikian adanya. Dari dulu gak ada yang ragu Quran-Hadits merupakan undang-undang dasar perikehidupan seorang Muslim. Tapi Quran dan Hadits adalah "barang mentah", perlu diolah dan dibedah agar down to earth. Peranti paling otoritatif mengolah dan membedah keduanya adalah akal. Tafsir, ijtihad, qiyas, istihsan, istishab, maslahah, maqashid; semua merupakan turunan dari kerja akal. Ketika membedah Quran, akal akan ditemani Ulum al-Quran, dan ketika mengupas hadits akal akan bertemankan Ulum al-Hadits.

Jika cuitan Ustad Felix di atas bertujuan meniadakan peran akal dalam keberislaman seorang Muslim, maka cuitan itu bukan sekedar ngawur tapi juga membahayakan!

"Bah...Tapi saya suka sama Ustad Felix."
"Ya nggak apa-apa. Abah juga suka kok sama gaya rambut beliau..."

Minggu, 18 Juni 2017

Mubāhalah (Oleh : Abad Badruzaman)

Belakangan ini terliat beberapa orang mudah sekali ngajak lawan debatnya untuk ber-mubāhalah. Mubāhalah artinya mulā'anah. Yaitu nantang lawan untuk kurang-lebih ngomong gini, "Jika kebenaran di pihak ane, maka azab Allah akan niban ke ente. Jika sebaliknya, ane siap ketiban azab Allah."

Awalnya dukung-mendukung tokoh-idola. Lalu berkembang ke mana-mana. Tiap-tiap kubu percaya kubu-kubuan ini lebih dari sekedar siapa di antara tokoh-tokoh idola itu yang lebih baik. Tapi mengarah ke keyakinan ini perang antara haq vs kebatilan. Kubu ane di atas haq, kubu ente batil. Akar dari semua kubu-kubuan itu tetap saja: po-li-tik! Bukan sama sekali urusan agama. Karena akarnya politik, maka sejatinya gak perlu ada persoalan apa pun yang tumbuh dari akar itu yang perlu di-mubāhalah-kan.

Dalam hal ini, yang kita perlukan bukan mubāhalah. Melainkan: siap beda pendapat, sadar semua pihak setara-sederajat, bersedia mendengar argumen dan penjelasan lawan, serta lapang menerima kekalahan jika fakta menunjukkan pendapat kita keliru.

Dalam berbeda pendapat, sebaiknya kita meniru Imam Syafi'i saat berkata, "Pendapatku benar tapi ada kemungkinan salah. Pendapat orang lain salah tapi ada kemungkinan benar." Merasa benar tidaklah salah. Tapi lawan juga punya perasaan sama. Kebenaran memang tunggal. Tapi posisi kita sama: para penafsir sesuatu yang tunggal itu. Kita bukan nabi atau wali yang mampu merengkuh inti kebenaran.

Tapi nyatanya apa-apa di-mubāhalah-kan, dikit-dikit mubāhalah, seolah Islam gak memberi ruang buat diskusi, asah pendapat, adu argumen, bedah dalil dan kegiatan berbasis nalar lainnya.
Kuatirnya soal Maha Patih Gajah Mada yang lagi "hot" juga di-mubāhalah-kan. Semoga tidak. Biar jadi bahan lucu-lucuan saja. Tapi para akademisi dan peneliti terkait sih baiknya jangan ikut lucu-lucuan, melainkan menelisik-ulang siapa sebenarnya pemilik Sumpah Palapa itu.

Selasa, 30 Mei 2017

Afi dan Politisi ( Oleh : Iyyas Subiakto)

Munculnya anak cerdas Afi yg tulisannya menguncang nalar bumi datar sampai akhirnya dikejar2 oleh orang yg ngaku terpelajar tapi kelakuannya kayak mau makar, semua mau di cakar.

Benar kata orang pintar, tua itu keniscayaan, dewasa itu pilihan, Afi memilih dan dipilih utk lebih dewasa dari usianya, apalagi dibandingkan orang tua2 yg jd politikus di senayan, mendefinisikan terorisme saja sampai lbh dari 1 thn, tp mencetak ektp dgn hrg tinggi timnya cepat beraksi, sekarang stlh ketauan ngelesnya kayak ular weling, muter sana sini cari alibi, pdhl substansinya mencuri, sampai airpun bisa menjadi keras menyerang petugas pemberantas korupsi yg jd musuh laten negeri ini.

Afi dgn tulisan yg berbobot tinggi menjadi pendobrak akhlak dan mentertawai orang2 yg tinggi hati, politisi kelas tinggi tp kelakuannya lbh rendah dari t^^i. Ada yg baru bedah buku korupsi digedung rakyat, eh yg jd sumber info kena ott dan sekarang di krangkeng, orang2 pongah dgn mental dangkal, tua tapi lupa usia, bukannya ngurus yg bermanfaat malah berkubang pd maksiat.

Katanya intelek, skrg jadi objek diledek, lumpuh akal kita mengikutinya krn seyogianya orang2 ternama ini jd panutan bukan malah jd objek tuntutan krn kelakuannya yg berlawanan dgn kondisi negara yg lagi rawan.

Sekarang isu senayan sdh jd barang dagelan, kita berpaling ke timur Indonesia, Banyuwangi, disana ada Afi yg lebih bs memberi energi bkn caci maki. Lupakan mrk, kelas manusia yg pikirannya seragam sll menghambat urusan pemerintahan, mari baca tulisan Afi yg berbobot tinggi, mudah2an segera ada buku yg ditulisnya, dilaunching di Banyuwangi atau Kompas TV, tdk perlu pakai rumah rakyat, krn rumah itu sdh kotor, isinya para koruptor bertopeng legislator.

Terima kasih Afi, engkau tlh mendewasakan kami yg aki2 tp tak tau diri. Ya Allah berikan kami Afi2 yg lain, bkn politisi picisan krn kami mau Indonesia yg sebenarnya bkn yg pura2 Indonesia.

Minggu, 28 Mei 2017

Perumpamaan Beragama, Bernegara dan Bermasyarakat

Prinsip sederhana beragama, bernegara atau bermasyarakat itu spt bernafas, cari makan dan ke toilet.

Beragama atau tidak?
Itu spt bernafas, lakukan dengan baik. Jgn ribut cara nafas org lain, mengkafirkan ataupun sok bener krn nafasmu bs dicabut sewaktu2, belum tentu juga cara bernafasmu sudah baik.

Anda perlu makan?
Baguslah itu spt kita mencari makanan, tanpa makan tanpa negara ? Matilah kita sebagai manusia tanpa asupan makanan, sama juga tanpa bernegara kita tdk punya kekuatan, tanpa bernegara hancurlah hak2 kita sbg warga krn dijajah dan ditindas bangsa lain. Bayar pajak dll sm spt kita cr makan ya hrs bayar donk

Bermasyarakat spt ke toilet?
Toilet mau tdk mau hrs ada kalau tdk ada ribut kita sendiri. Emang toilet hrs kotor, jorok? Ga lha, kita sendiri yg bisa membuat bermasyarakat itu indah, bersih dan nyaman. Negeri ini bhinneka tunggal ika jg disamakan dg bangsa dan negara lain, kita perlu sama2 menjaganya bersih, nyaman dan indah utk kepentingan bersama.

Itu perumpamaan sederhana, maaf kalau kurang pas tp cuma sekedar membuka pikiran.

Jadi jangan campur adukkan antara beragama atau tidak dengan bernegara dan bermasyarakat. Itu adalah tiga hal berbeda yg wajib kita lakukan sebagai umat, sebagai warga negara dan sebagai anggota masyarakat yg baik.Bernafas saja  tanpa makan dan buang air kita mati pelan2, makan doank tanpa nafas dan toilet kita juga tdk bisa. Kehilangan salah satu elemen itu membuat susah kita sendiri ok?

Hidup harus imbang

Iman tanpa perbuatan sia - sia, beribadah saja tanpa amalan apa gunanya kita beragama? Selama kepentingan kita beribadah dijamin oleh UU apa yang kita khawatirkan? Agama terdiri atas 2 ajaran yaitu bagaimana hubungan kita kepada Tuhan YME dan bagaimana hubungan kita thd sesama manusia. Tuntunan kpd YME kita lakukan lewat ibadah, hubungan kepada negara dan masyarakat itulah disebut amalan. Sesuatu yg wajib kita lakukan diatur oleh UU dan budaya masyarakat sekitar shg semua terakomodir hak dan kewajibannya. Anda berkeyakinan baik itu tapi hargai juga keyakinan org lain. Ingat negeri ini terdiri 17.000 pulau, ribuan suku,agama dan bahasa, sikap mementingkan diri sendiri akan membuat perpecahan dan disintegrasi negeri ini.

Orang yg berpotensi rusuh dan merusak?

Ya hrs ditertibkan dan dibenahi sesuai hukum yg berlaku agar iramanya harmoni, negeri ini tetap damai. Makan juga gitu, sama rata sama rasa, krn kita sama2 mencari makan dinegeri ini. Toilet? Ya hrs dijaga bersama utk kenyamanan kita bersama, yg jorok dll ya kita ingatkan spy tertib, bermasyarakat juga ada aturan mainnya tdk seenak sendiri. Banyak contoh negara gagal krn perang saudara spt Irak, Suriah dll yg tentunya tdk perlu kita ulangi bukan?

Tidak perlu meributkan ataupun mencampuradukkan beragama, bernegara dan bermasyarakat. Agama sebagai ajaran yg baik menjadi essensi utama bernegara dan bermasyarakat yg baik shg amalan kita baik juga sesuai tuntunan agama. Kita tdk perlu meributkan persamaan, banyak negara sama juga perang saudara yg akhirnya membawa neraka dibumi, yg perlu kita kedepankan adalah bagaimana hidup dalam perbedaan yg harmonis dan damai. Mari wariskan negeri maju dan makmur yg damai dalam perbedaan sebagai teladan yg baik untuk anak cucu kita.

Saya tutup dengan ajaran seorang kyai, pemimpin besar, guru bangsa Indonesia yg tdk jemu-jemunya mengajarkan tentang bhinneka tunggal ika, pluralisme dan nasionalisme.

Indonesia dibangun dari perbedaan.
Gus Dur

Gitu Aja Kok Repot!

Kamis, 25 Mei 2017

Beragama Potong Kompas


Saya mempelajari Islam dari pikiran - pikiran seorang Gus Dur, Gus Mus dll bahwa puncak beragama Islam adalah cinta kasih
Saya mempelajari Kristen dari alkitab hukum yang terutama adalah hukum kasih, kasih thd Tuhan YME dan thd sesama.
Saya membaca2 Budha adalah kebenaran sejati, Hindu pencarian jati diri dihadapan Yang Maha Kuasa, dll

Jadi garis merah agama2 ini adalah iman dan cinta kasih thd sesama tapi knp ada kebencian, permusuhan, ketidakadilan dan peperangan atas nama agama?

Itulah hakikat manusia selalu dipenuhi keinginan nafsu, ambisi yg kadang membutakan nalar mulai sejak jaman Adam yg ingin spt penciptaNya dia melanggar aturan dengan memakan buah padahal apakah artinya sebuah buah dibandingkan kekuasaan dan wewenang menguasai dan mengelola taman Firdaus yg penuh dgn makhluk2 ciptaan dan segala macam tanaman dan buah2 hasilnya?

Kain dan Habel, Kain membunuh adiknya Habel hanya karena iri, Tuhan lebih menghargai ketulusan dan kejujuran seorang Habel drpd sifat mementingkan diri sendiri dan culas seorang Kain. Habel akhirnya terbunuh ditangan kakaknya krn cemburu dan dengki.

Raja Daud menguasai negara yg besar mulai sebagian Afrika sampai persia, hanya seorang wanita istri Uria prajuritnya akhirnya negerinya jatuh bahkan anak2nya saling bunuh bahkan memperkosa istri2nya.

Penolakan orang Yahudi thd Isa Almasih, padahal mereka tahu dlm taurat akan dijanjikan seorang Mesias seorang imam yg akan menjadi Hakim Agung Akhir Jaman tetap mereka membenci dan menyalibkannya krn ajarannya mengusik kemapanan dan kekuasaan ahli taurat, org parisi dan saduki kelompok elit Yahudi saat itu.

Nabi Muhammad pun juga begitu dikejar-kejar dan akan dibunuh bukan oleh orang lain tapi oleh kaumnya sendiri, orang2 yg diajarnya utk memeluk Islam. Orang yg didiknya sendiri spy berakhlak.

Beragama potong kompas, berTuhan potong kompas itulah yg dilakukan manusia selama ini, memotong ayat, menafsirkan sesuai sifat dan wataknya sendiri, menyederhanakan tuntutan YME padanya, yg senang diambil yg susah dibuang.

Kenapa cinta kasih menjadi hukum utama tapi selalu ditinggalkan? Karena cinta kasih bukan hanya ucapan tapi tindakan setiap hari, iman yg utama mengubah akhlak kita menjadi lebih baik menjadi rahmat bagi sekitar kita dan itu pembuktian dan janji iman sampai mati.

Padahal manusia lebih suka menggampangkan sesuatu, yg penting beragama pasti masuk surga, membenci dan membunuh umat lain masuk surga, kaya masuk surga spt teologi kemakmuran kalau perlu korupsi atau malinglah sebanyak-banyaknya supaya masuk surga.

Itulah hakikat manusia, makhluk tdk punya malu yg pernah Tuhan ciptakan. Kita ini sibuk menutup aurat tapi lupa menutup nafsu. Kita ini sibuk mengklaim surga tapi malas melakukan tuntunan agama. Sampai surga adalah hak keturunan, keturunan siapa?Kita mulai dari Adam adalah makhluk buangan di bumi dengan kutuk derita dan sakit melahirkan yg harus kita terima. Hampir semua nabi mengajarkan cinta kasih tapi hampir semua nabi mati ditangan pengikutnya sendiri?

Padahal kita semua tahu dgn cinta kasih dan saling menghargai dunia ini akan menjadi lebih baik tapi kita sibuk memupuk iri dengki dan kejahatan krn pikiran2 keji kita?

Beragama potong kompas, semua yg enak2, semua yg sesuai watak aslinya sendiri, semua yg jahat, semua yg keji dimasuk2kan dalam ajaran agama, dibuatlah aliran baru, dibuatlah kesesatan baru, dibuatlah dirinya menjadi tuhan mengatur ayat, orang lain bahkan kalau bisa Tuhan sendiri.

Beragama potong kompas, semua hal yg dibenci Tuhan sekarang dituhankan mulai dari kemunafikan, iri dengki, korupsi sampai pembunuhan dijadikan ajaran Tuhan.

Beragama potong kompas, dulu seorang Isa Almasih menyebut ahli taurat, org parisi dan saduki adalah ular beludak, org2 yg sangat dibenci Tuhan krn membawa-bawa Tuhan dalam segala kejahatannya, apakah kita semua akan menjadi itu juga.

Beragama potong kompas, surga hanya sebatas dibibir hanya utk kesenangan hati dan pikirannya sendiri lupa semua tuntutan dan tuntunan agama sendiri. Tuhan dianggap boneka hrs mengikuti semua nafsu dan angkara murkanya

Beragama potong kompas, anak sekolah dasar mengaku lulus kuliah, mengaku penghuni surga tapi kelakuan neraka semua?

Beragama potong kompas, surga hanya seperti mimpi yg tdk setuju dimusuhi, dihujat bahkan dibunuh. Manusia - manusia tdk tahu diri, disuruh tobat malah mengaku Tuhan?

Beragama potong kompas ...
Surga hanya sebatas klaim, ajaran tdk perlu dilakukan

Sabtu, 20 Mei 2017

MEMBIARKAN SESAT ( Oleh : Iyyas Subiakto )

Membaca buku Bahkan Malaikatpun Bertanya, tulisan Prof. Jeffrey Lang. saya menyimpulkan dgn dangkal bahwa setiap makhluk yg menerima kasih sayang dari kita, pd saat itulah dia menerima rahmat Allah melalui kita, sebagai talang rahmat maka kita diuntungkan karena kt dipercaya sbg penyalurNya.

Tuhan membimbing atau menolak membimbing seseorang sesuai pilihan dan kecenderungan orang itu, kita dapati bhw Tuhan tdk memberi petunjuk kepada orang2 yg zhalim dan fasik, membiarkan seseorang atau membiarkan sesuatu menyimpang tanpa petunjuk, atau membuat seseorang atau sesuatu kehilangan jalannya, bkn berarti Dia menuntun kpd kesesatan, tapi yg pasti Dia membiarkan ybs membuat kesesatan, disinilah Tuhan melakukan pembiaran, shg ybs lepas dari petunjukNya.

Kondisi Indonesia yg seolah kehilangan panutan dari orang2 besar haruslah disadari bhw Tuhan tidak menyalurkan rahmat melalui orang2 yg ada, walau kelihatan berkuasa namun dia bkn talang rahmat, dia adalah manusia yg berkencerungan sesat, karena dibiarkan bergelimang pd samudra kesesatan dunia, maka carilah rahmat melalui ulama2 yg punya kharisma dan aura baik, bkn ulama yg mulutnya menebar ancaman dan kebencian kpd orang yg dianggap hina, pdhl yg bersangkutan sdg menerima rahmat dari tindakannya yg luar biasa, ingat " kecenderungan " adalah pilihan, menuju Tuhan atau rangkulan setan.

Bersyukurlah Tuhan masih mengirimkan rahmatNya sbg energi kebaikan kpd kita via orang2 baik yg pantas menjadi talang dan memegang amanah utk Indonesia, hindari orang yg berkecenderungan gila gaya dan jabatan utk mencoba memimpin Indonesia karena Allah bisa mencabut rahmatNya dan tdk mungkin talang berkarat dijadikan saluran rahmat dan kebaikan.

Terima kasih Tuhan Engkau berikan kami orang2 dan ulama serta pemimpin negeri ini yg memegang amanah semoga mrk bisa mengemban amanah itu dan menyelesaikan dalam kondisi khusnul khatimah, terima kasih km yg masih engkau amanahi setitik kebaikan dan tersalurkan kpd orang2 yg Engkau rahmati melalui kami, semogalah kami jg menjadi hambamu bs mati dalam keadaan khusnul khatimah, amin3..

# Doa kami utk Indonesia dan pemimpin yg amanah, bkn penjarah.

Selasa, 16 Mei 2017

Kenapa anda membenci ?

Ada beberapa org inbox saya, dulu juga ada pertanyaan kenapa anda tdk menyukai RS,Yahudi dll

Perlu saya tekankan disini, saya tdk pernah membenci, tdk menyukai RS krn suku, agama dll begitu pula dgn yahudi dll tapi krn tindakan mereka yg konyol dan merugikan itu saja.

Konflik Arab - Yahudi apabila anda belajar dari sejarah adalah konflik konyol perebutan wilayah di timur tengah, padahal bila anda mau berpikir sebenarnya mereka adalah saudara sedarah mulai dari Ibrahim/Abraham. Ketidakmauan mereka utk berbagi dan hidup damai membawa peperangan dan penderitaan yg sudah berlangsung puluhan abad.

Sikap benar sendiri, menang sendiri dan budaya iri dan dengki membuat bangsa2 lain ikut dalam konflik konyol yg disangkut pautkan dengan agama dan suku. Sudah ratusan juta orang terbunuh sejak abad sebelum masehi sampai sekarang, pertanyaannya sampai kapan?

Kemunafikan !

Siapa bilang Arab anti Yahudi, sekarang Israel, Arab Saudi, Turki dan Amerika sedang mesra2nya bergandeng tangan menghajar bangsa2 Arab lain, ditundukkan supaya menjadi budak koalisi mereka. Siapa bilang ISIS itu Islam? ISIS dilatih oleh Amerika didanai oleh Saudi, Israel dilatih di Turki awalnya utk menundukkan negara2 yg anti koalisi mereka termasuk Irak, Iran, Mesir dll. Siapa bilang Timur Tengah semua agamis? Anda pernah ke daerah UEA, Qatar dll (daerah timur) mereka semua hidup sekuler tdk perduli agama dan menjadi bangsa2 makmur.

Kenapa saya tdk menyukai yahudi?

Anda punya nurani tdk? Bagaimana perlakuan mereka thd bangsa Palestina? Digencet, wilayahnya diambil terus menerus, protes dibalas dengan berondongan peluru dan bom. Ide konyol zionisme atau Kerajaan Daud membuat tangisan dan darah sama spt mereka menyalibkan Isa/Yesus krn merasa benar sendiri.

Indonesia adalah bangsa plural, bhinneka tunggal ika. 17.000 pulau ribuan suku, bahasa dan agama sudah cukup menjelaskan spt apa bangsa kita ini. Ingat bila ditanah yg satu darah saja bisa terjadi peperangan dan tragedi kemanusiaan berabad2 jangan bawa konflik dan semangat sektarian itu kesini, sadar atau tidak anda akan membawa kehancuran bagi bangsa dan negara ini. Negeri ini akan terpecah -  pecah menjadi bangsa lemah dan tentunya koalisi itu akan dengan mudah menguasai kekayaan alam negeri ini, sama spt yg mereka lakukan di timur tengah.

Jangan anda gadaikan kemerdekaan yg kita dapatkan dengan susah payah ini dengan ide2 konyol khilafah, sektarian, radikalisme dan anti toleransi. Persatuan dan kesatuan dalam perbedaan adalah kekuatan bangsa ini, jangan wariskan kehancuran utk anak cucu kita.

Apapun agama, suku dan rasmu kita adalah saudara sebangsa, sebahasa dan setanah air, mari pertahankan bersama negeri ini utk masa depan kita bersama.

" Indonesia dibangun oleh perbedaan"
KH Abdurrahman Wahid (1940 - 2009 )

Senin, 08 Mei 2017

Murah Meriah

Betapa murahnya pikiran kita krn mudah lupa dan berubah

Betapa meriahnya kepalsuan dan tipuan itu kita anggap sebagai kenyataan.

Betapa mudahnya kita menunjuk BLBI kesalahan Mega padahal itu tahun 1997 jaman Soeharto

Betapa mudahnya kita menganggap Soeharto pahlawan padahal negeri ini bangkrut thn 1998 krn korupsi, kolusi dan nepotisme

Betapa mudahnya kita mengangkat seorang menjadi macan asia padahal ditangannya mati ribuan rakyat mulai dr aktivis, mahasiswa, DOM Aceh, Santa Cruz Tim2 sampai Papua

Betapa gampangnya engkau menghujat kyai dan mendewakan seorang mualaf yg mengajak negerimu bhinneka tunggal ika ini hancur bersama.

Betapa mudahnya engkau terhasut, terperdaya oleh hoax, berita palsu, membela agama dll sampai kenyataan kau indahkan?

Anda mungkin tdk ikut mati sebagai martir dlm perjuangan merdeka bangsa ini tp setidaknya bacalah sejarah bangsamu dan hargailah.

Anda mungkin tdk sadar membangunkan momok bagi bangsa ini seorang tiran yg korup menindas rakyat dg popor senjata selama 32 thn

Anda mungkin tdk pernah membaca cerita usang khilafah sdh ditinggal pemakainya di timur tengah krn kemiskinan dan gaya hidup hedonis yg ditimbulkannya.

Anda pikir negeri ini mirip ular tangga, kalau gagal tinggal bongkar ulang 1 mnts dan main lagi?

Belajar dr sejarah utk melangkah lebih baik kedepan, kita sdh tertinggal jauh bukan krn Belanda, Jepang, Asing, Aseng dll tapi krn begitu mudah anda berubah menganggap musibah sbg berkah.

Bangsa besar dan makmur bukan krn tanahnya subur, tambang dan laut melimpah tp krn punya prinsip. Kita punya itu semua tapi tetap tertinggal krn kita mudah berubah.

Jangan menganggap kemerdekaan, bangsa dan negeri ini murah meriah shg anda tdk menghargainya.

Kita dulu merdeka krn bhinneka tunggal ika, jangan menjualnya murah meriah kemerdekaanmu spt Suriah, Irak dll dimana tangisan tumpah diseluruh negeri dan tdk ada kesempatan utk kembali.

Ribut HTI

Sudah jangan pada ribut ...

Tidak sesuai Pancasila bubarkan ok?
Faham komunis, liberal, fasis, terorisme dan transnasional bubarkan ok?
Mau namanya HTI, GAM, OPM, PKI dll bubarkan ok?

Itu dzolim, itu hak kami, ini negara demokrasi (katanya)

Kamu harus belajar bernegara ...

Bebas sebebas-bebasnya itu namanya liberal, kalau anda ingin bebas anda pikir yg berhaluan komunis dan liberal tdk ingin bebas juga?

Lha kalau negara ini ngurus faham disintegrasi negara terus, kapan majunya?

Negara maju dan makmur butuh rakyat yg sehat jasmani dan rohani.
Kalau yg anda sebarkan permusuhan dan antipati terus kapan sehat jasmani dan rohani rakyat ini?
Masalahnya anak2 kecil kamu bawa ke jalan buat permusuhan demo sana sini, itu namanya mendidik yg tdk benar buat generasi muda, anda membuat contoh buruk buat masyarakat

Dzolim???

Coba tanyakan arti dzolim pada orang tua yg kehilangan anak2nya gara2 bergabung dg ISIS dll. Coba tanyakan arti dzolim pada korban perang Suriah, Irak dll ?
Coba tanyakan pada korban bom Bali, Jakarta dll?

Ketegasan itu perlu, ketertiban itu wajib, bermartabat itu harus.
Kita semua sebagai warga negara harus siap patuh pada UUD 1945 & Pancasila.
Kesepakatan bersama Bhinneka Tunggal Ika kita junjung bersama utk keutuhan NKRI ok?

Gitu Aja Kok Ribut !

Pembubaran HTI (Oleh: Abad Badruzaman)

Banyak yang senang membaca atau mendengar berita pembubaran HTI oleh Pemerintah. Saya juga senang, tapi gak senang-senang amat; biasa saja.

Menyangkut pembubaran HTI, saya punya beberapa poin:

Pertama, kita apresiasi sikap tegas Pemerintah membubarkan organisasi penganjur khilafah itu. NKRI terlalu berharga dan mulia untuk dijadikan ajang coba-coba sebuah organisasi "kemarin-sore" yang tidak ikut berjuang memerdekakan dan mendirikan negeri ini.

Kedua, HTI sebagai organisasi boleh bubar. Tapi sebagai sebuah paham yang mengendap di benak mengkristal menjadi semacam ideologi, tak ada institusi resmi mana pun yang dapat membubarkannya. Dalam hal ini sama seperti komunisme, atheisme dan paham lainnya.

Maka itu, perlu tindak-lanjut pasca pembubaran yang sifatnya pencerahan-akademik. Diantaranya, penerapan Kurikulum Nasional anti-radikalisme dan intoleransi mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Sekolah-sekolah dan PT harus tegas terhadap murid, mahasiswa, tenaga pendidik dan kependidikan yang terindikasi berpaham radikal. Lakukan pembinaan! Jika tidak mempan, "binasakan!" :-)

Ketiga, jika pemerintah komit "memberangus" radikalime, mestinya bukan hanya HTI yang tikarnya digulung. Kelompok radikal-intoleran lainnya yang dalam kamus keagamaannya hanya ada kata-kata ini: salah-kapir-sesat-bidah-neraka; harusnya "digasak" juga.

Keempat, Pemerintah jangan cuma seregep membubarkan. Tugas pertama dan utama Pemerintah tentu saja memakmurkan rakyatnya. "Survey membuktikan", di negara-negara yang rakyatnya makmur-adil-sejahtera-maju-modern-beradab; radikalisme minim sekali--untuk tidak mengatakan gak ada sama sekali.

Jumat, 05 Mei 2017

Ahok itu Goblok

Saya punya kenalanTionghoa pernah berkata begitu. Teman saya seorang realis dan oportunis, sakit hati saya dengar omongan itu.

Dia bilang kepada saya

"Ngapain ribut2, kalau mau jadi pejabat, sudah ikuti saja cara mainnya, mau korupsi mau mau bancakan biarin saja, toh itu sudah budaya dari sejak jaman dulu, kalau tdk mau kena KPK ya jangan ikut2an korupsi tapi jangan cegah org korupsi, jadi pahlawan kesiangan"


Sewaktu MRT, LRT, KJP dll mulai dilakukan saya bilang

"Lihat Jakarta sekarang, pembangunan pesat, perubahan besar2an, memang sakit tapi setidaknya kita tahu bahwa etnis kita ini bukan hanya Edy Tanzil, Samdikun Hartono dll"






Kemarin dia bilang

"Gimana nasib pahlawanmu?" sambil tertawa kecil
"Kaya tidak, ribut ya, jadi pahlawan kagak jadi penista agama mau dibui lha semua korupsi kok dia mau jadi pahlawan kesiangan hehehe" ucapnya sekali lagi.

Selalu berbeda pendapat seorang oportunis dan idealis, realitanya memang begitu. Saya sudah pernah menjadi pengurus di berbagai gereja sampai akhirnya saya menyerah. Selalu ribut uang dan aset, ayat hanya diucapkan dimulut tapi ribut tahta dan harta. Pernah tersirat di benak betul juga teman saya ini, melihat nasib Ahok dan Edy Tanzil dkk bagaikan langit dan bumi. Yang satu dipenjara, difitnah, dihujat bahkan sampai mau dipenjara yg lainnya hidup senang mati kaya dari hasil korupsi dll.

Kadang melihat orang - orang spt Gus Dur, Soe Hok Gie sampai Ahok ini saya berpikir, apa yg mereka cari shg rela dihujat, difitnah, didemo dll. Kaya tdk dapat, musuhnya banyak, bangga belum tentu fitnahan segudang.

Kadang saya juga berpikir, mungkin ini kenapa negara - negara sekuler maju pesat meninggalkan negara2 yg masih mengurusi agama, negara2 spt Denmark, Finlandia, Korsel, Jepang dll menguasai industri dan teknologi dunia krn jalannya pemerintahan relatif bersih tdk ribet ngurus demo agama lha, ngurus koruptor2 yg bersembunyi atas nama agama, ormas dan preman bertopeng agama yg kebal hukum dll. Itulah realitanya anda boleh percaya atau tidak lihat kenyataan di dunia ini.

Anda mau ngomong agama sampai berbuih mulutmu tapi hidup dalam korupsi, dengki dan permusuhan anda itu munafik. Menjatuhkan seorang bersih dan anti korupsi mungkin membuat anda kelihatan baik tapi akan menunjukkan ketidak tahu maluan anda. Mau bagaimana? Apakah ajaran agama memperbolehkan mencuri, mendengki sampai membunuh?

Ahok itu goblok?

Apakah Gus Dur, Nelson Mandela, Soe Hok Gie dll itu goblok?
Goblok krn tdk ikut kaya dari hasil korupsi?

Saudara, anda mau punya emas segunung dari hasil korupsi, mencuri dll tdk akan anda bawa mati. Edy Tanzil dan sejenisnya akan mati dan tdk akan dikenang orang. Tapi orang - orang yg melakukan kebenaran spt Gus Dur, Nelson Mandela, Bunda Theresa, Martin Luther King Jr akan selalu dikenang orang sbg seorang benar dan punya prinsip, dan siap menjalani prinsipnya meskipun dengan susah payah.

Soeharto mati kaya raya, bahkan anak cicit kroninya menguasai semua media massa, ormas dll dinegeri ini tapi tdk ada satu tetes airmata sayapun utknya, tapi mengingat seorang Gus Dur, melihat beliau dikubur airmata saya menetes mengingat kebaikan yg sudah diperbuatnya.

Ingat!

"Gajah mati meninggalkan gading, macan mati meninggalkan belangnya"

Anda mau hidup seperti macan dengan belang dimana-mana itu pilihan, tapi mati sbg gajah, seorang besar dan dikenang jauh lebih terhormat drpd seorang oportunis yg satupun tdk pernah kenang dalam sejarah.

Minggu, 30 April 2017

Surat buat JK (Oleh : Iyyas Subiakto)

Bpk Yusuf Kala yg terhormat.

Semoga Bpk dan kel dlm lingkup keberkahan serta sehat lahir batin.

Pak JK yg diberkahi Allah..Bpk adalah salah satu putra terbaik Indonesia, Makasar adalah tanah pejuang ditanah itu ada bekas tetesan darah pahlawan Sultan Hasanuddin, ada banyak putra terbaik bangsa sblm Bpk yg berperan dlm kancah memajukan Indonesia. Bpk adalah satu2nya putra Indonesia yg menjadi wapres 2 kali krn pasti ada pertimbangan kapasitas selain pertimbangan politik.

Sepak terjang Bpk diikuti seluruh mata rakyat Indonesia, kelincahan bertindak, dan berpolitik Bpk diakui kawan dan lawan, bhkn Sby kalah pamor dgn Bpk saat Bpk menjadi wapresnya, ada stigma Bpk terlalu lincah sbg wapres dan membangun bisnis keluarga melalui jabatan, opini itu berkembang dan wajar krn memang Bpk dari kel pedagang.

Agak surprise saat Bpk bs dijadikan wapres dan bersanding dgn Jkw, ada rasa was2 bagi kami yg awam dlm berpolitik, krn Bpk adalah salah satu orang yg meremehkan Jkw dgn bgt sinis saat sblm pilpres, nmn Bpk menjilat ludah dilumpur, saat Bpk mau dijadikan wapres utk orang yg Bpk remehkan sebelumnya, dari situ km menilai scr attitude Bpk mempunyai catatan yg hrs diwaspadai, maaf kl sy salah.

Masuk dan mendampingi Jkw kami mulai merasa Bpk pasti ada andil dlm menentukan kabinet, km dengar Bpk tdk suka kpd Ibu Susi krn tdk sarjana, Bpk meletakkan Sudirman Said sbg org Bpk pd menteri esdm yg mempunyai kursi basah baik scr politis maupun urusan dagang, dan hal ini memang benar saat publik tau bhw SS adlah koncoan dgn AB di paramadina yg menggusur YDL dan tentunya jg atas restu Bpk.

Makin terang benderang siapa dan kemana Bpk, tentunya dan mngkn saja AB ada pd mendikbud jg hasil intervensi Bpk, AB tegusur meninggalkan catatan salah hitung honor guru 23,2 t, sepuluh kali ektp mega skandal, kemudian dimanuverkan pd pilkada Jkt yg sensasional itu. Apakah Bpk ada disana..pasti!. dan sayup2 mahar kpd PS pun Bpk yg talangi, apakah itu uang hilang atau uang rentenir yg hrs balik 10 kali lipatnya, cuma Bpk yg tau, tp kami yg naif ini menilai tdk ada makan siang gratis, apalagi sandi ada disana.

Pak JK yg mulia, memasuki pilkada Jkt dari awal kelihatan Bpk tdk suka kpd Ahok , apa krn dia Cina, kristen dan penjaga uang rakyat serta musuh koruptor atau musuh Bpk sekaligus shg Ahok hrs dipenjara dan binasa, settingan penistaan yg bgt masif, masjid dijadikan posko pemitnahan, mimbar jumat dijadikan pengumbar kebencian, apakah Bpk luput dari hingar bingar itu, pasti tdk, Bpk tau dan mendukung itu semua, sadarkah Bpk sbg ketua atau mantan ketua dewan masjid Indonesia tlh membiarkan masjid dijadikan tempat memproduksi fitnah dan amarah bhkn sampai mayatpun menjadi sasaran ketidak benaran akut yg mengerikan, dalam kebiadaban tdk ada sebelum ini menjadikan janazah sebagai umpan provokasi murahan diluar nalar manusia beragama.

Bapak adalah wapres yg hrs bijak dan berakal budi, kesalahan Bpk dlm koridor jabatan akan membuat bangsa ini terbelah, silakan Bpk berfaham radikal dan bergerombol dgn hti dan fpi, silakan Bpk mencium tangan zakir naik provokator agama, ulama yg kelasnya dibawah ulama Indonesia tp jgn Bapak membelah km sbg rakyat Indonesia hanya krn syahwat politik dan nafsu berkuasa yg menggila.

Apa Bpk tdk sadar hti anti pancasila, kt disebut thogut dan dianggap kafir, mrk menghina Indonesia dan bangsa yg dibangun dgn perjuangan dan darah, bukam dgn cuma teriak dan marah, apa Bpk tdk sadar kalau Bpk salah dosanya kpd seluruh rakyat Indonesia bkn hanya kpd tetangga.

Pak JK yg bijaksana, kami rakyat jelata tdk faham apa itu kekuasaan dan nafsu berkuasa, kami hanya ingin damai berdampingan dlm keberagaman, harapan itu tentunya kami amanahkan kpd Bpk yg telah Bpk terima dalam sumpah bkn melalui tempat sampah. Manuver Bpk menimbulkan decak terkesima sampai Bpk ditengarai akan melakukan kudeta, tapi masak sih, orang secerdas Bpk mau mengerjakan hal yg tercela dan akan menjadi catatan sbg tindakan durjana, andaipun Bpk bernafsu menduduki RI satu, tunggu saja sampai pemilu, bertarung scr kesatria bkn menikung dengan cara kera mengambil kacang dari belakang.

Pak Kala. dgn tanpa mengurangi rasa hormat, sy berharap Bpk bs menghilangkan rasa tdk bersahabat kpd presiden yg sdg membenahi carut marut bekas presiden teman Bpk yg itu, jadi jangan pula Bpk menambah ketidak becusan masa lalu dgn alasan apapun. Berprilakulah sbg pejuang dari tetesan Hasanuddin jgn bermanuver seperti kalelawar liar, matilah sebagai pejuang jgn sbg pecundang shg jasad kt diterima di bumi Indonesia, bkn bersanding dgn zakir naik di India.

Terima kasih Pak JK, jgn lupa kirim bunga ke Balai Kota bkn untuk belasungkawa tapi utk sukacita atas sebuah kemenangan moral dari serangan kekuasaan yg berutal.

# Salam kebenaran utk Indonesia tercinta.

Sumber : https://www.facebook.com/biakto/posts/1534737156550346

Sabtu, 29 April 2017

Antik

Dunia ini manusia mengintepretasikan ilmu masing - masing termasuk juga agama. Intepretasi yg diakui dan dilakukan secara bersama - sama itu dinamakan aliran atau golongan.

Kenapa, karena manusia secara psikologi memang makhluk sosial/kelompok, suka berkelompok karena suatu persamaan.

Apakah ada yg salah itu?

Tidak ada yg salah, memang kita hidup ini selalu ada persamaan dan perbedaan bukan hanya agama bahkan fans sepakbola saja bergerombol sesuai klub yg disukai, bapak - bapak yg suka mancing lebih dekat yg suka mancing karena nyambung, bapak - bapak yg suka bulutangkis ngumpulnya juga sesama  penghobi bulutangkis, ibu - ibu yg suka yoga ngumpul penghobi yoga dll


Yang jadi masalah itu bila perkumpulan itu mengajarkan perpecahan, tindak kriminalitas, permusuhan, narkotika, perjudian dll lha itu yg tidak benar.

Tapi itulah manusia, banyak yg tdk sadar bahwa hal yg jahat, hal yg dengki, hal yg jelek itu bukan ajaran agama, masak Tuhan mengajarkan hal buruk? Kita pakai logika sederhana saja. Tapi ironisnya banyak manusia tersesat karena ini, dan sejarah dunia sudah mencatatnya sejak dark age Kristen di Eropa, kristen sdh mengalami berbagai penyelewengan sampai sekarang, Islam sejak jaman khalifah juga ada penyelewengan, bahkan jatuhnya kekhalifahan itu krn korupsi, kehidupan hedonis yg tdk terkontrol serta pemberontakan dimana-mana, Dan begitu pula Buddha, Hindu dll.

Tapi memang itulah manusia, diamanapun juga kapanpun juga selalu antik, aneh bin ajaib. Kristen berkumpul Islam tdk boleh, bilang assalamualaikum katanya aneh padahal yg aneh itu dia sendiri, lha wong mengucap salam yg baik saja ributnya masak ampun spt tdk pernah hidup di dunia saja.  Hindu bersahabat dengan Budha jelek dll, jadi unik dan menarik nantinya.

Saya bersyukur Paus Fransiskus, paus terakhir ini punya jiwa besar mengakui penyelewengan2 yg pernah terjadi di kristen, membuka mata kita dan sadar bahwa agama memang sering disesatkan oleh nafsu2 duniawi manusia dipakai sebagai alat kekuasaan dan harta duniawi.

Kita hidup dalam dunia yg luas dimana ajaran agama mencatat nabi-nabi datang sebagai orang asing, membawa persahabatan, membawa pengetahuan. Jadilah manusia beragama yg bermartabat.

Bersikap moderat, cinta kasih thd sesama adalah ajaran agama yg utama. Tuhan mengajarkan kita bersatu dlm perbedaan, saling menghargai dalam persaudaraan.

Jangan ditiru sifat - sifat dengki dan jahat Kain itu, yg rela membunuh saudaranya Habil demi status dan harta. Jangan ditiru umat Yahudi itu yg bajunya panjang-panjang, doanya teriak-teriak tapi tega menyalib orang tanpa dosa. Jangan ditiru kejadian2 dimasa lalu yg salah, sikap menang sendiri dan berburuk sangka. Barang kalau antik authentik tapi manusia kalau antik jadi unik hehehe

Mari belajar beragama secara normal, manusiawi dan logis
Kita jauhi sikap dan sifat antik, buka wawasan, hidup ini terlalu indah untuk dihabiskan dgn sifat-sifat antik. Ntar dimuseumkan lho

Gitu Aja Kok Repot

Gus Dur

Sekuler dan Pancasila (Oleh : Abad Badruzaman)

Sekularisme didefinisikan sebagai prinsip memisahkan institusi pemerintahan dan para pemangkunya dari institusi dan tokoh agama. Singkatnya, tidak membawa-bawa agama dalam urusan politik. Negara-negara Eropa dan umumnya negara maju biasa ditunjuk sebagai negara-negara sekuler.

Cukup mudah memahami mengapa Eropa menempuh sekularisme. Ada semacam trauma terhadap agama di sana. Agama dan para tokohnya pernah begitu dominan dan hegemonik dalam tata kehidupan bangsa Eropa di era kegelapannya. Agama bahkan pernah berhadapan secara diametral dengan ilmu-pengetahuan di mana yang kedua harus kalah demi wibawa dan keagungan agama.


Kejadian serupa tidak terjadi di dunia Islam. Pada puncak peradabannya, ilmu-pengetahuan, tidak terkecuali ilmu-ilmu agama murni, bahkan pernah menjadi "panglima" dengan sokongan para penguasa. Sekularisme tidak menemukan preseden historisnya di dunia Islam. Kala itu, seorang khalifah selain menjadi pemimpin negara juga mengimami shalat jamaah.

Kemudian berdirilah Indonesia di penghujung paruh pertama abad 20. Para pendirinya sepakat untuk menjadikan Indonesia bukan negara agama, tapi juga tidak sepenuhnya sekuler. Bukan negara agama, tapi juga bukan negara sekuler. Apa? Negara Pancasila.

Dalam bingkai negara Pancasila keragaman agama dihormati, diwadahi, dan tuntutannya didengar. Siapa pun yang jadi kepala negara, ia milik bersama. Jika ia Muslim, tidak harus ia mengimami shalat jamaah, tapi semua kebijakannya harus bersendikan nilai-nilai agama serta berkeadilan bagi seluruh rakyat, apa pun agamanya.

Di negara Pancasila, agama bukan dasar negara. Tapi semua agama diberi hak untuk mengekspresikan keberagamaannya. Selama ber-Pancasila, kita gak usah takut disebut sekuler. Kita bukan sekuler, tapi Pancasilais.

Mengungkit-ngungkit NKRI, menggugat Pancasila, lebih baik giat membentengi negeri ini dari ancaman disintegrasi. Lebih elok konsen mendukung KPK memberantas korupsi. Lebih manfaat aktif di berbagai kegiatan pemberantasan kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan.

Selasa, 25 April 2017

Balada Seekor Anjing

Pak Aji punya rumah yang besar dan bagus di kota cuma sayang dibalik bagusnya rumah itu ada masalah. Pak Aji sering kehilangan barang, mulai dari bahan makanan, uang dan banyak yang lain yg hilang.

Sudah hampir putus asa Pak Aji memikirkan itu, mulai dari membeli gembok, membeli tirai dll selalu tetap barang dirumahnya sering hilang. Untunglah suatu saat sobatnya Pak Jarwo datang ke rumah.

"Kenapa bermuram muka sahabat?" tanya Pak Jarwo pada sahabatnya itu. " Rumah saya ini aneh sobat, banyak hilang barang" jelas Pak Aji. "Coba kau pelihara anjing,untuk menjaga rumahmu, anjing setia pada tuannya" kata Pak Jarwo. Akhirnya dengan berat hati Pak Aji membeli anjing untuk menjaga rumahnya.

Malam pertama tidur dirumah besar itu Si Anjing menggeram ada suara ternyata Tikus, Ayam, Kecoak dll datang menghampirinya. "Hei anjing, kau baru ya?"kata si Tikus. "Ya saya baru dibeli tuan untuk menjaga rumah" jawab anjing. "Buat apa dijaga? Rumah ini terlalu besar, temboknya tinggi yg masuk harus melewatinya, lagipula apa yg perlu dijaga?" kata Si Tikus, ayam dan kecoak mengangguk. "Saya kasihan melihat tuan, beliau susah karena barangnya banyak yg hilang"kata Si Anjing. "Halahh barang segitu buat tuan mah kecil, makanan dan uang tdk seberapa, tahun depan dia kerja pasti dapat lagi" seru Kecoak. "Tidak tuanku sudah menyuruh aku untuk menjaga, aku akan menjaga dengan nyawaku!" tegas anjing.

Berlalulah Tikus, Ayam dan Kecoak dr situ dengan menggerutu. Akhirnya terjadilah keributan di rumah itu, semua yg biasa menjadi tidak biasa, semua yg gampang menjadi susah, korupsi, maling, nyolong, ngutil yg biasa dilakukan oleh tikus, ayam, kecoak sampai cicak akhirnya tidak bisa lagi. bahkan kucing tidur disembarangan, buang air sembarangan, buat lapak dipinggir got rumah kena amarah Si Anjing. Babi yg biasa makan sepuasnyapun kena damprat sekarang harus teratur, makan secukupnya.

Senanglah Pak Aji rumahnya mulai kelihatan bagus, semua yg dibangunnya menjadi lancar, bahan makanan, uang dll yg selama ini sering hilang sekarang tidak hilang. Akhirnya Si Anjing dipuji dibanggakan karena taat dan setia pada tuannya.

Berkumpullah Tikus, Kecoak, Ayam, Cicak dan Babi.
"Sialan anjing!! Aku sudah tidak bisa ambil uang Pak Aji" omel Tikus. "Mati aku lama2, biasanya aku bisa makan seenaknya bahan makanan sekarang tidak bisa"kata kecoak. " Sekarang harus tertib, aku dulu bisa bangun siang, tidur seenaknya, sekarang pagi harus berkokok" kata ayam. "Aku tidak bisa seenaknya, dulu aku dianggap baik, sialan tuh anjing kedokku dibuka"kata cicak. " Setan Si Anjing, aku sekarang dijatah, makan sekarang tidak boleh seenaknya" kata babi.

Setelah saling mengumpati anjing dan bercerita masalahnya masing2 akhirnya mereka bermufakat, mereka harus menyingkirkan anjing dari rumah itu. Dan mereka menemukan cara, yaitu penistaan, harus dihancurkan citra si anjing, dirusak hasil kerjanya, diragukan kredibilitasnya.

Mulailah Tikus mengajak Anjing keluar rumah sebentar mengalihkan perhatiannya. Sedang Cicak mengambil tapak kaki Si Anjing waktu tidur, dieditnya dan ditempel2kan ditembok. Si Babi pun begitu langsung memanggil kucing2 di perumahan untuk turut mengobrak- abrik dapur, ruang tamu dll. Kecoak mengambil kotoran Si Anjing mengusap-usap di tempat tidur Pak Aji.

Pulanglah Pak Aji dari kerja sambil bersiul2, betapa kagetnya dia melihat rumahnya berantakan, kotoran dan tapak kaki anjjing dimana. Berteriaklah marah dia. Anjing yg kembali pulang dipukulnya sekeras2nya, hilang sudah hasil kerja yg baik dimata Pak Aji. Diusirlah anjing dari rumah itu.

Akhirnya kembalilah rumah Pak Aji seperti yg dulu, dimana anggaran dipotong, dana siluman, USB seharga 5 milyar, jatah raskin diembat, anak miskin putus sekolah,para preman berkeliaran dll

Balada Seekor Anjing, berusaha benar ditempat kotor.
Semua sibuk berjubah, berkata manis, bermulut surga tapi hatinya gelap, kelakuannya jahat. Sedang seekor anjing hanya ingin setia dan taat, menjaga harta tuannya. Hal yg susah dilakukan hari - hari ini.

Senin, 24 April 2017

Negara Kepentingan

Negara kepentingan para gajah rebutan jatah rakyatnya mati di tengah

Negara kepentingan kepentingannya diganggu warnanya berubah, dulu nasionalis sekarang sektarian

Negara kepentingan apa saja disahkan untuk memuaskan hawa nafsunya, semua halal untuk tujuannya

Sang Pemiliki Koran
Alkisah sang pemilik koran, dulu relawan Pak Dhe mimpi mentri langsung membuai, ternyata gagal screening KPK, gagal pula cita - cita mentrinya. Langsung berubah korannya, apa saja yg berhubungan dengan Pak Dhe dicerca, pembacanya dibakar. Sekarang berurusan hukum dengan kejaksaan, divonis salah korupsi, selalu dzolim alasanya, saya berpikir bagaimana gedung kantornya megahnya bisa berdiri diatas bekas tanah negara?

Kacung Cendana
Wajahmu ganteng, gayamu bak sinterklas, teve2mu banyak semua mengiklankanmu. kau bilang pada Forbes kaulah Trump Indonesia, 10 tahun lagi akan jadi presiden sama spt Trump di Amerika. Pajak ditagih negara kau serang pemerintah kau bakar pemirsamu dengan perkiraan2 semua dan dengkian. Kau nyata atau bukan aku juga tak tahu, yg pasti semua usahamu adalah perusahaan cendana. atau mungkin kau sekedar robot penghasut semua atas suruhan tuanmu?

Raja Property
Kaulah taipan negeri ini, rumah sakitmu berderet, propertymu seperti pasir di negeri ini, mall, kondominium dll
Betapa nikmatnya hidupmu, jaman Soeharto dipuja, jaman reformasi berubah. Betapa sakitnya egomu dihujat gubernur sempel ala Ahok, siapa kau bocah?katamu.
Yang dulu mudah dibayar, mudah diatur, semua menjadi batur, muncul sipit kurang ajar berani menantang si raja property, akhirnya rencana diatur, berkumpulah para raja menyatukan kekuatan untuk menghajar si gubernur, mulailah demo2 agama, hujatan ras dan agama atas suruhan para raja property ini.


Bento, Sang Pangeran Cendana
Dulu kaulah putra mahkota, apapun yang kau lakukan sah di negeri ini, masa dimana harta negara dikuasai borjuis, korupsi halal utk kroni2mu, rakyat dibungkam dengan popor
Setelah lama tak berkuasa, setelah rakyat menarik paksa tahun 98 dari kuasamu, hatimu tergoda nikmatnya masa lalu, masa dimana kau adalah pemilik tunggal masa depan negeri ini, mulailah uangmu mengalir, mulailah kau atur strategi, mulailah aksi2 demo agama dan fitnah

Mantan Jendral
Betapa wanginya namamu sekarang, dulu kami mahasiwa takut padamu, menyebut namamu hilang kawan kami, sampai sekarang tertanam hilang kemana?
Dulu gagal aksimu, larilah kau ke Yordania, tinggallah sakit, tertumpah darah di negeri ini. Ribuan minoritas diperkosa, dibakar dan dibunuhi pada aksimu. Tapi sekarang kau melaju, cilakanya gereja2, uztadz dadakan kaum radikalis mendukungmu membuat kami umat tdk percaya pada pendeta, semua bisa dibayar dan diatur olehmu.

Indonesia
Negeri para gajah, rakyat hanya pelengkap. Kaum sektarian dan radikalis seperti kebal peluru dibelakangnya beridir mendukung para gajah, siap menumbangkan si krempeng Jokowi, orang yg tdk bisa diatur oleh gajah. Akankah kita kembali ke jaman Orba, ataukah kita rakyat sadar? Kita punya suara dan harapan, bukan hanya boneka para gajah, dimana kita diatur saat membaca koran, melihat TV, dumay2 para gajah?

Gajah - gajah ...
Andalah gajah2 besar negeri ini. Kami rakyat hanya pelengkap penderita dimana kau marah kami kau pengaruhi, dimana keinginanmu kami harus mengikuti. Besar dan kuat kau sekalian apakah juga besar hati nurani dan nalarmu juga?

Negeri kepentingan, dimana para gajah berkumpul rakyat hanya pelengkap, kami tdk pernah menikmati madunya negeri ini hanya pelengkap penderita keinginan para gajah

Kami hanya bisa mengeluh melihat amarahmu pada pemerintah ketika kepentinganmu diusik, kapan negeri ini berpihak pada kami kami tak tahu, apa setiap masa kami yg kecil ini harus menyuapi terus perutmu yg tambun itu?

Kahiyang (Oleh : Abad Badruzaman)

Senang sekali kemarin bisa mengikuti seluruh prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby. Yang datang ribuan. Rame, semarak, tapi tetap khidmat dan sy...