Sabtu, 22 Juli 2017

JOKOWI...PINTAR, JUJUR, BERANI DAN BERBUDI (Oleh : Subiakto)

Saya masih ingat awal thn 80an saat mengikuti training perhotelan di Hotel Dharma Deli Medan. Dalam briefing yg diberikan GM Hotel Dharma Deli Bp. Alm. Zain Badrun, pria kelahiran Banda Aceh ini begitu runtun memaparkan materi tentang perhotelan, beliau juga terkenanl bersih dan teliti, tidak segan beliau menyekuhkan tangannya kelubang keloset, logikanya adalah, setiap lubang keloset berleher angsa maka air yg ada dilengkungan leher keloset adalah air bersih, makanya beliau tidak segan mengecek kebersihan keloset. Akhir briefing beliau berpesan bahwa untuk maju berkarir atau kerja apa saja harus memegang 3 modal utama.

1. Pintar.
2. Jujur.
3. Berani.

Bila hanya pintar, tak jujur dan tak berani maka gagal menanti, Jujur tak pintar dan tak berani, juga kandas menepi, Berani tak pintar dan tak jujur, malah cuma lihat kanan kiri.

Bahkan anda dua poin dimiliki tanpa melengkapi ketiganya juga akan sulit mencapai prestasi, misalnya Pintar dan jujur, tapi tak berani, maka siapa yg tau bhw pintar dan jujur itu ada dalam diri. Jujur dan berani tanpa pintar, bagaimana bisa diusung, kemudian Berani dan pintar tapi tak jujur juga pasti selesai dengan sesal karena jujur adalah akhlak utk mengcover segala teknis yg disajikan, jujur menentukan segalanya dalam koridor kebaikan dan pencapaian.

3 poin diatas saya jalani dalam kurun waktu yg lama walau jujur kadang tidak semua bisa berjalan mulus, namun pada sosok Jokowi saya menemukan itu semua nyaris 100% plus akal budi yang begitu tinggi. Kita bisa mengikuti bagaimana langkah Jokowi menapaki mengurus negeri, dari awal beliau masuk pada kancah politik yg lebih tinggi, dia dicaci maki, difitnah PKI, sampai dikata-katai anjing dan babi, beliau tidak bereaksi anti kanan kiri, jalan dengan agenda kerja yg terencana, membangun tol dari ujung Sumatera sampai Papua, dia bekerja tanpa banyak bicara walau hasilnya tetap dicerca khusunya musuh politikny yg belum move on juga, malah kadang diganggu oleh orang nomor dua juga.

3 tahun kita bersamanya, Jokowi makin disenangi karena hasil kerjanya memang nyata bukan cuma retorika, dia diganggu dengan demo, isu PKI, dan banyak lagi yg membuat kita selalu ikut sakit hati. Dihari-hari makin mendekati pemilu lagi kehirukpikukan terus menghujani perpolitikan kita. Perpu Ormas digulirkan, HTI dibubarkan, sebagian warung di Senayan ikut demam karena ternyata HTI itu juga kawan yg selama ini harus dibuat aman dan nyaman, sehingga sampai banyak statemen yg mengakatan kenapa HTI dibubarkan, PKI dibiarkan, statemen totol ini keluar dari mulut cerdik pandai yg harusnya lebih kontrol bukan asal mbanyol.

Akumulasi gempuran dan serangan yg gencar kepada Jokowi, makin memanas dan bertubi-tubi, disinilah kita melihat bagaimana Jokowi bersikap. *PINTAR*, dari awal dia diremehkan dia tetap tertawa, menjawab pertanyaan wartawan dengan jenaka, taktik dulu baru strategi itulah yg dia lakoni, bukan melayani mulut-mulut lacur tak berbudi, dia tidak pernah mengundang permusuhan, namun tidak juga diam bila diusili, disini kita tau dia *BERANI* untuk apa saja tentang kebenaran yg beliau yakini.

* JUJUR * pastilah modal utamanya menjalani amanah yg diemban, karena dalam dirinya tidak ada sifat serakah yg membuncah. Lihat saja bagaimana beliau mengatur keluarganya, anak-anaknya tidak ikut mengatur istana, istrinya tetap sederhana, walau tetap dicerca gara-gara tas tangan yg dibelinya sedikit mahal dari biasa, kita selalu lupa banyak tas bergantungan ditangan para istri pejabat dari kelas kecamatan sampai penghuni Senayan yg harganya jutaan sampai milyaran, tapi kita mahfum karena kaum non move on selalu oon kayak babon, tidak ada yg benar dimata mereka karena memang mereka terlalu biasa dengan keburukan, sehingga kebaikan menjadi ganjalan dalam prilaku mereka yg rata-rata tidak pernah suka dengan pemerintah yg sah.

Jokowi, Pintar, Berani, Jujur ditopang dengan akhlak dan budi, sehingga tidak diragukan lagi beliau adalah pemimpin yg disegani, maka dengan itu kita tidak ada alasan untuk tidak bernyali mempertahankannya untuk priode kedua untuk kita dan Indonesia.

# JOKOWI ITU KITA, KITA ADALAH JOKOWI DAN KITA INDONESIA.

Kahiyang (Oleh : Abad Badruzaman)

Senang sekali kemarin bisa mengikuti seluruh prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby. Yang datang ribuan. Rame, semarak, tapi tetap khidmat dan sy...