Jumat, 20 Januari 2017

Ahok, Israel dan Palestina

Sebuah inkosistensi sikap diperlihatkan beberapa waktu yg lalu

Pilkada DKI, seseorang dengan sikap keras kpd mafia, konglomerat hitam dan politik korup diharamkan untuk dipilih

Sedangkan Israel dengan sikap sewenang-wenang terhadap kemanusiaan malah dikunjungi

Saya tidak akan membahas masalah agama dan kepercayaan, karena bukan itu point saya. Agama dan politik selalu memalukan, agama dan kekuasaan atau uang selalu inkonsisten.

Terlepas anulir yang dilakukan, bantahan yang diserukan
Minimal anda harus punya sikap konsisten, teguh dgn apa yang anda pikirkan, tetap dengan apa yang anda ucapkan.

Ahok , Israel dan Palestina
Ahok anak seorang Tionghoa, begitupula anda sekalian adalah keturunan Tionghoa. Indonesia ini adalah bangsa asimilasi suku dan budaya mulai dari jaman purba, kerajaan sampai sekarang terjadi asimilasi dari kedatangan suku Yunan, ekspedisi Ceng Ho, pedagang Gujarat India, Pedagang Arab sampai jaman penjajahan Portugis, Belanda dan Jepang. itu kenapa Indonesia adalah bangsa yang kaya budaya dan etnik. Ada yang mirip Tionghoa, ada yang mirip India, ada yang berwajah Arab ada yang putih seperti orang barat.
Israel dan palestina 2 bangsa dalam satu daerah, terlibat sengketa wilayah. Israel sebagai bagian negara yang memenangkan perang dunia kedua mengambil wilayah bangsa jajahan Inggris palestina utk menjadi negaranya dalam proyek prestisius yang dinamakan zionisme. Masalahnya akan dikemanakan jutaan orang palestina itu?Akankah dihilangkan dalam peta dunia, dibuang dan tidak diingat karena lemah?

Bagaimana anda menolak seorang saudara sebangsa dan setanah air bernama Ahok karena etnis dan agamanya, menghilangkan hak-hak politiknya tanpa kesalahan. Menolak keberadaan sejarah anda sendiri. Bukankah pendiri bangsa ini, para pejuang bersatu dalam perbedaan untuk kemerdekaan kita bersama? Indonesia bangsa plural ini?

Tapi saya kehilangan narasi dan logika ketika lembaga ini tanpa nurani mengunjungi Israel. Ingat saya tidak sekalipun membenci Israel, membenci dan menolak karena SARA itu bukan perjuangan saya. Tapi apakah anda sadar bahwa pembukaan UUD 1945 mencantumkan bahwa "Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu maka penjajahan diseluruh dunia harus dihapuskan". Anda tahu makna kedatangan itu?

Kedatangan itu bagi anda mungkin sebuah jalan-jalan wisata bertemu sebuah bangsa yang menguasai finansial dunia.

Bagi israel itu adalah dukungan moral terhadap keberadaanya dan apa yang dia lakukan, bahwa negara muslim terbesar didunia mengirimkan delegasi bertemu dengan pejabatnya

Bagi palestina itu adalah kemunduran besar perjuangannya, kehilangan tanah, nyawa ditambah lagi dengan penghianatan adalah sakit yang tiada tara bagi mereka. Dan hal itu sangat mencederai perjuangan pemerintah kita dimana baru kali ini dibawah Jokowi Indonesia membuka konsul jendral di Ramalah, membangun rumah sakit disana utk mendukung keberadaan bangsa tertindas, non state people.

Bagi saya itu adalah justifikasi lagi dari sekian justifikasi bahwa lembaga ini hanya sebuah kedok politik dan uang yang bisa disetir dimana uang dan kekuasaan ada, inkonsitensi anda terhadap apa yang benar dan perjuangan keadilan sangat kentara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kahiyang (Oleh : Abad Badruzaman)

Senang sekali kemarin bisa mengikuti seluruh prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby. Yang datang ribuan. Rame, semarak, tapi tetap khidmat dan sy...