Selasa, 17 Januari 2017

Hidup dalam Perbedaan

Anda mungkin bertanya kenapa saya menjadi aktif dalam kegiatan-kegiatan Gus Dur-ian dll ?

1. Karena itu sudah sewajarnya, negeri ini negeri Bhinneka Tunggal Ika, sudah sewajarnya kita bergandengan tangan bersaudara dalam satu bangsa Indonesia.

2. Membuka pikiran anda sekalian terhadap hal2 yang mungkin tidak benar berkembang dalam komunitas masing-masing untuk kebaikan bersama.

A. Ada beberapa kali saya dengar bahwa Islam itu adalah agama yang berkaitan dengan kekerasan, saya jelaskan semua sejarah agama ditulis adanya kekerasan, termasuk kristen perang salib, gold gospel anda glory jaman penjajahan, perang IRA dan Inggris, Klu Klux Klan dll, juga di Buddha di Myanmar, Hindu dll. Inti kita beragama utk membenahi akhlak, agama itu ajaran moral dan etika jadi jangan habiskan waktu mencela yang lain karena sebuah peristiwa buruk, karena penyelewengan itu terjadi dimana2 termasuk di agama kita masing-masing.

B. Faham ekslusifisme dan materialisme, saya tidak tahu kapan faham ini lahir tapi setelah saya baca kitab-kitab hampir tidak ada yang menyuruh kita beragama utk menjadi ekslusif dan materialistik, menutup diri dan merasa suci. Coba buka dan baca kitab anda masing-masing, bahkan Isa memberikan contoh makan di rumah Zakeus, membela pelacur yang akan dirajam, memuji akhlak orang sumeria (The Good Samaritan) dan Dia sangat mengkritik cara hidup orang parisi,ahli taurat dan saduki yang merasa suci, munafik dll. Agama yang kita anut ini sudah mengalami masa ribuan tahun, berbagai pengaruh budaya, pemikiran dll masuk termasuk juga faham2 ekslusifisme dan materialisme yang sebenarnya didalam merusak.

3. Saya ingin menunjukkan kepada anda sekalian bahwa mereka tidak seperti itu, kristen juga bukan seperti yang itu masih ada orang yang punya itikat positif. Dan harus kita sadari hakikat kita di negri plural ini bahwa bergaul dalam perbedaan ada banyak manfaat dan rasa persahabatan yang positif. Banyak ilmu pengetahuan dan pencerahan yang saya dapatkan, semakin menguatkan iman dan kemanusiaan saya. Teladan-teladan seperti Gus Dur,Gus Mus, Buya Syafii Maarif dll yang hampir saya tidak temukan di komunitas saya banyak saya temukan disana, sebagai contoh teladan. Ini sebenarnya bagaimana orang beragama itu, punya tanggung jawab moral dan etika terhadap sekitarnya, masyarakat dan bangsa

Saya tutup dengan tulisan Paulus di Filipi :

"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kahiyang (Oleh : Abad Badruzaman)

Senang sekali kemarin bisa mengikuti seluruh prosesi pernikahan Kahiyang-Bobby. Yang datang ribuan. Rame, semarak, tapi tetap khidmat dan sy...